Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Senin, 25 Juli 2022 | 06:00 WIB
Ilustrasi kekerasan pada anak. [Shutterstock]

"Jarang kelihatan bang, biasanya main di depan rumah, kadang nyapu-nyapu aja, lalu gak kelihatan lagi masuk ke dalam rumah, Dia nyapu-nyapu depan rumahnya gak ke mana-mana" ucap tetangga korban, (A).

Keseharian R bocah korban dugaan kekerasan itu banyak menghabisakan waktu di dalam rumahnya, hanya saja bila keluar R keluar tidak jauh dari sekitaran tempat tinggal, karena orang tua R membatasi aktivitas yang di lakukan oleh R.

R menurut tetangga sekitar adalah anak yang periang, terkadang bila ada warga yang melintas di sekitaran rumahnya R sering menyapa saja, tidak sampai melakukan kontak fisik oleh warga sekitar.

Pelaku Jarang Bergaul dengan Tetangga

Baca Juga: Sejoli Pelaku Kekerasan Anak di Sidakarya Jadi Tersangka, Terancam Penjara 5 Tahun

Salah satu tetangga korban yang tak mau disebutkan namanya mengungkap bahwa ia menilai bahwa korban tiap harinya terlihat sangat kurus.

Dia menyebut kondisi R mengalami penurunan di tubuhnya. Pertama kali bertemu R kondisi tubuhnya sehat, gemuk tapi setiap harinya hingga sekarang R mengalami penyusutan dan terlihat sangat kurus.

Keluarga R pun dinilai sangat tertutup, jarang sekali berkomunikasi dengan warga setempat. Warga sekitar mengaku tidak akrab dengan keluarga R karena mereka sangat tertutup.

Penyesalan pelaku

Sementara itu, P yang juga ayah korban mengaku menyesal telah melakukan aksi kekerasan kepada anaknya tersebut.

Baca Juga: Situasi Darurat, 200 Kasus Kekerasan Anak Ditangani DP3A Kota Makassar

"Kami memohon maaf kepada seluruh warga yang merasa kecewa terhadap kejadian ini, Wallahi saya sangat menyesal," kata pelaku P saat ungkap kasus di Polres Metro Bekasi, Sabtu (23/7) seperti dikutip dari Bekasi24jam--jaringan Suara.com

Load More