SuaraBekaci.id - Jalan menuju Jembatan Bojongmangu-Pangkalan, Kabupaten Karawang kondisinya memprihatinkan. Saat ini masyarakat meminta agar pemerintah segera memperbaiki jalan menghubungkan dua daerah tersebut.
Salah seorang warga Bojongmangu, Tarman (43) mengatakan, dirinya mewakili warga meminta pemerintah daerah segera melakukan perbaikan jalan menuju Jembatan Bojongmangu-Pangkalan.
"Saya juga tidak mengerti mengapa cuma jembatan saja. Kenapa tidak sekalian jalan, padahal rusak parah tapi malah tidak dibetulkan," katanya, Selasa (22/3/2022).
Tarman yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang itu menyebutkan bahwa jembatan yang melintasi Sungai Cibeet ini sebagai jembatan "nanggung". "Kan katanya biayanya miliaran tapi jalannya tidak diperbaiki, bagaimana ceritanya," katanya.
Diketahui Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalokasikan anggaran sebesar Rp30 miliar untuk pembangunan jembatan tersebut sedangkan pembebasan lahan dibiayai Pemkab Bekasi dan Karawang.
Pembangunan yang direalisasikan hanya menyentuh jembatan saja sementara akses jalan penghubung menuju jembatan dibiarkan hancur. Alhasil warga tetap saja harus bersusah payah melintasi jembatan itu.
Berdasarkan pantauan, Jembatan Pangkalan-Bojongmangu ini sebenarnya berdiri dengan kokoh. Jembatan dibangun dengan beton dan dikuatkan oleh besi baja yang dirangkai membentuk lengkungan setengah lingkaran.
Jembatan ini memiliki panjang sekitar 100 meter dan lebar sekitar 10 meter sehingga leluasa dilewati dua mobil serta sepeda motor. Apalagi jembatan beton itu diperhalus dengan aspal sehingga makin memberi kenyamanan bagi para pelintas.
Kenyamanan itu hanya terletak pada badan jembatan sementara di tanjakan menuju jembatan justru berbanding terbalik. Pengendara terutama sepeda motor, harus bersusah payah melintasi jalan hancur penuh kerikil untuk mencapai jembatan.
Baca Juga: Marak Peredaran Narkoba, Polres Karawang Tangkap 38 Tersangka
Pada sisi Karawang cenderung lebih baik karena posisi jembatan dekat dengan Jalan Raya Pangkalan, hanya sekitar 10-20 meter. Sedangkan sisi Kabupaten Bekasi, jarak antara jembatan dengan Jalan Raya Bojongmangu mencapai 1,1 kilometer dan lebih dari setengah jarak itu jalannya rusak parah.
Jika berkendara dari arah Kantor Camat Bojongmangu, pengendara dapat menuju arah selatan hingga pertigaan kemudian belok ke kiri. Dari awal belokan ini, kondisi jalan sebenarnya luar biasa baik, bahkan lebih bagus dari Jalan Raya Bojongmangu.
Jalan tersebut dibangun dengan beton dan lebarnya mencapai sekitar enam meter sehingga jika terjadi papasan antara mobil tidak menjadi persoalan. Kondisi jalan yang baik ini tidak bertahan lama sebab setelah sekitar 400 meter, jalan beton itu mencapai ujungnya.
Dua lajur jalan beton itu berhenti di salah satu perkampungan. Selanjutnya jalan dilanjutkan dengan lapisan tanah dan bebatuan. Pada saat kemarau, jalan bebatuan ini menimbulkan debu cukup tebal. Sedangkan ketika hujan, jalan becek dan licin tidak bisa terhindarkan.
Kondisi memprihatinkan ini terjadi hingga mencapai tanjakan menuju jembatan. Timpangnya kondisi jalan antara beton dan bebatuan, membuat tanjakan pada sisi Kabupaten Bekasi ini menjadi curam.
Beberapa kendaraan baik mobil dan motor, tampak kesulitan menaklukkan jembatan tersebut. Bahkan seorang pedagang bakso, Daryo, yang mengendarai sepeda motor harus merelakan centong besarnya jatuh saat tanjakan. Beberapa kuah bakso pun tersebut luber.
"Ya kalau hujan lihat sendiri saja seperti gimana. Orang cerah saja begini," ucap Daryo (36).
Sementara itu Kepala Bidang Evaluasi dan Pengendalian Perencanaan pada Bappeda Kabupaten Bekasi Agus Budiono mengaku pembangunan akses infrastruktur jalan dilakukan secara bertahap sehingga beberapa titik infrastruktur di titik tersebut masih beralaskan tanah dan bebatuan.
"Memang kondisinya masih tanah dan hal ini akan menjadi perhatian pemerintah dengan mengalokasikan anggaran secara bertahap," ucapnya.
Agus mengatakan pada tahun 2022 telah dianggarkan untuk pengadaan lahan sebab di depan jembatan masih ada lahan masyarakat yang harus dibebaskan.
"Kami intervensi anggaran secara bertahap. Tahun ini ada pengadaan lahan untuk pembangunan akses. Setelah lahan dibebaskan, jalan bisa dibangun kembali," kata dia. [Antara]
Berita Terkait
-
Marak Peredaran Narkoba, Polres Karawang Tangkap 38 Tersangka
-
Jerit Minta Tolong Wanita Asal Kebumen yang Tewas di Cikarang Bekasi, Polisi: Barang Korban Masih Lengkap
-
Kejati Jabar Bakal Turunkan Jaksa ke Sekolah di Bekasi
-
Gelar Acara Musik untuk Jerinx SID, Kafe di Bekasi Disegel, Ini Penjelasan Satpol PP
-
Geger! Jasad Wanita Tergeletak Bersimbah Darah di Cikarang Bekasi, Diduga Korban Begal
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
BRI Berdayakan Ibu Rumah Tangga di Surakarta Jadi Pengusaha Fashion Premium
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!