SuaraBekaci.id - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Barat akan menurunkan para jaksa ke sejumlah sekolah di Bekasi dalam waktu dekat ini.
Hal tersebut merupakan program inovasi bersama Dinas Pendidikan setempat, untuk menyampaikan pendidikan antikorupsi kepada para siswa.
Kepala Kejati Jawa Barat Asep N. Mulyana mengatakan, inovasi tersebut guna membina karakter dan integritas para siswa untuk bisa menanamkan kejujuran dalam seluruh aspek kehidupan.
"Kami akan turun langsung sebagai narasumber pengajaran pendidikan antikorupsi, beberapa inovasi akan kami lakukan, kami akan membuat semacam gerakan atau bentuk bagaimana membina karakter atau integritas dari para siswa," kata dia.
Nantinya, kata dia, sikap kejujuran bakal ditanamkan kepada para siswa mulai dari hal-hal kecil, seperti para siswa akan diajarkan mengenai mekanisme jika menemukan barang-barang yang bukan miliknya.
"Itu gerakan keseharian, bukan doktrinasi, tapi mereka perlu menyadari betul bahwa (kejujuran, red.) ini adalah kebutuhan mereka," katanya.
Selain itu, para jaksa akan menyampaikan jika budaya mencontek adalah perilaku yang tidak baik karena merupakan bibit dari tindakan korupsi.
"Kita lakukan pendekatan sesuai dengan tingkat pendidikan seusia mereka, kita akan sampaikan yang terkait dengan pencegahan korupsi dan integritas anak didik itu," katanya.
Untuk langkah awal, menurutnya, pihak Kejati Jawa Barat akan menyerahkan kurikulum pencegahan antikorupsi itu kepada Dinas Pendidikan. Rencananya pendidikan antikorupsi bakal dilakukan pertama kali di Bekasi.
Baca Juga: Gelar Acara Musik untuk Jerinx SID, Kafe di Bekasi Disegel, Ini Penjelasan Satpol PP
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan kurikulum antikorupsi itu bakal masuk ke mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
"Dengan adanya kurikulum itu akan menjadi sebuah kelembagaan yang sudah ternaungi dan akan kita lakukan pembelajaran di sekolah," kata dia.
Selain siswa, menurutnya, nilai antikorupsi akan ditargetkan kepada para guru di sekolah.
Pihaknya bakal terus melakukan evaluasi untuk mengawal penerapan kurikulum itu agar terus berjalan di lingkungan pendidikan.
"Ini merupakan pertama kali karena setelah amanat G20 kemarin muncul, kita baru pertama kali dan langsung diterapkan," kata dia. [Antara]
Berita Terkait
-
Gelar Acara Musik untuk Jerinx SID, Kafe di Bekasi Disegel, Ini Penjelasan Satpol PP
-
Geger! Jasad Wanita Tergeletak Bersimbah Darah di Cikarang Bekasi, Diduga Korban Begal
-
Laju Persikasi Bekasi di Piala Soeratin U-17, Laskar Bendo Item Masuk ke Babak 8 Besar
-
POPULER: Kemarahan Hotman Paris karena Disuruh Tobat, Kemunculan FC Bekasi Bikin Gerah Supoter Lokal
-
Geger Penemuan Mayat di Karangbahagia Bekasi, Polisi: Meninggal di Dalam Bengkel
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!
-
AgenBRILink Tingkatkan Inklusi Keuangan di Wilayah 3T, Contohnya Muhammad Yusuf di Sebatik
-
BRI Perluas Jangkauan Perbankan dengan Konektivitas Satelit
-
BRI Berkiprah 130 Tahun, Hadirkan 7.405 Kantor dan AgenBRILink Perkuat Akses Keuangan Nasional