SuaraBekaci.id - Sa'adah bin Hadji Eman atau lebih dikenal dengan nama Hadji Djole adalah sosok yang merupakan tokoh pimpinan jawara yang berjuang melawan Belanda selama masa perang Revolusi di wilayah Kota Patriot Bekasi.
Sang legendaris Bekasi yang berani mengangkat senjata untuk melawan Belanda ini lahir pada tahun 1905 rupanya memiliki sejarah menarik akan perjuangan membolak balikan penjajahan Belanda pada masa itu.
Ia adalah sosok yang paling berani berjuang dengan caranya sendiri hingga namanya bahkan dikenal menjadi momok bagi bangsa Belanda.
Berikut fakta fakta menarik mengenai Hadji Djole, pahlawan kota Bekasi yang dikutip dari berbagai sumber:
Baca Juga: Tiga Lurah di Bekasi Dipanggil KPK Terkait Kasus Korupsi Rahmat Effendi
Terlahir Dari Keluarga Kaya
Sejak kecil Sa'adah yang kerap disapa dengan Djole ini terlahir dari keluarga kaya pada jaman itu. Keluarganya dikenal terpandang dan memiliki kekayaan diantara warga lain.
Satu Keluarga Jadi Incaran Belanda
Tokoh yang paling banyak disebut dalam dokumen Belanda ialah Hadji Djole, mulai dari laporan intelijen, laporan patroli hingga catatan harian Belanda nama tokoh ini disebut paling banyak didalamnya.
Rupanya tak hanya Hadji Djole yang menjadi buruan Belanda pada saat itu, namun keluarganya adalah sang Ayah yakni Hadji Eman dan adiknya pun yakni Sa'adih bin Hadji Eman juga masuk dalam daftar pencarian pihak Belanda.
Satu keluarga Hadji Djole masuk dalam daftar berbahaya pada masa pemerintahan Belanda.
Didalam rumah Hadji Eman terdapat kurang lebih 30 pemuda, 10 senjata jenis revolver dan 5 buah karabyn.
Baca Juga: KPK Buka Suara Soal Pertemuan Daring Rahmat Effendi dari Rutan
Sejumlah Peristiwa Besar Melibatkan Hadji Djole
Sejumlah peristiwa tak main main di Bekasi tak lepas dari campur tangan Hadji Djole diantaranya pada tanggal 19 Oktober 1945 pembantaian 87 tentara Jepang di pinggir Kali Bekasi selepas stasiun Bekasi. Kemudian pembunuhan 22 tentara Inggris yang dikubur di pinggir Kali Bekasi sekitaran Kantor Polisi Bekasi.
Bahkan menurut laporan intelijen Belanda per tanggal 26 Januari 1946, Hadji Djole telah banyak menumbangkan tentara Sekutu dan Belanda.
Dalam koran Barrier Miner yang terbit pada tanggal 3 Desember 1945 diberitakan bahwa pembunuhan terhadap 22 tentara Inggris dilakukan oleh 50 orang pemuda berdasarkan perintah Haji Darip di Klender yang memiliki hubungan kuat dengan Hadji Djole.
Hadji Djole juga dikenal lihai dan kerap berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain sehingga Belanda mengakui kesulitan untuk menangkap beliau hingga perang Revolusi berakhir.
Koran Belanda Nieuwe Courant terbitan 4 Juli 1949 bahkan menyebut Hadji Djole sebagai Bende Van mysterieuze Hadji Djoleh ( Gang Misterius Hadji Djole). Aksinya kerap digambarkan mirip dengan tokoh detektif karya Leslie Charteris terutama dari The Saint Series.
Namanya Dikenal di Seluruh Penjuru Wilayah Bekasi
Nama Hadji Djole pun berkat perjuangannya berpengaruh hingga ke berbagai daerah yakni salah satunya Pekayon, Teluk Pucung, dan Karang Congok.
Tangan Kanan Pak Matjan Cibarusah
Hadji Djole pada laporan lainnya tertanggal 7 Maret 1946 merupakan tangan kanan Pak Matjan ( Cibarusah) dan bagian dari kelompok Hadji Darip di Klender yang melakukan aksi teror terhadap Inggris dan Belanda di wilayah Bekasi sekitar.
Dicap Sebagai Perampok
Belanda bahkan menyebut kelompok Hadji Djole sebagai perampok. Ya memang, mereka merampok dan meneror penjajah, mereka merampok pihak pihak yang pro penjajah, dimana hasil rampokan mereka bagikan kepada rakyat yang pro dengan Republik Indonesia.
Dalam buku berjudul Para Jago dan Kaum Revolusioner karya Robert Cribb Jakarta 1945 - 1949 ( 2009) mereka disebut sebagai pihak yang berhasil memadukan kriminalitas dengan patriotisme yakni melakukan perampokan dan kekerasan hanya terhadap pihak pihak tertentu, pihak yang salah.
Maju Disaat Yang Lain Mundur
Dalam sebuah perjanjian pada masa itu yang merugikan pihak Indonesia, karena garis demarkasi yang terus menjauh Jakarta, membuat pihak TKR/TNI terpaksa mundur, namun tidak bagi pasukan dibawah pimpinan Hadji Djole yang tetap menerobos dan melakukan upaya perlawanan. Meski ditengah upaya tersebut mereka kerap mendapat protes dari pihak TKR/TNI yang dianggap menganggu strategi pemerintah pusat dalam perundingan.
Kemudian pada saat para pejuang harus hijrah ke daerah Republik, Hadji Djole dan pasukannya tetap bertahan dan melakukan aksi gerilya serta perlawanan.
Jasanya Dikenang Sejak Kepergian Hingga Kini
Hadji Djole wafat pada tanggal 25 Desember 1969 di usia 64 tahun.
Beliau dimakamkan di TPU kawasan Perumahan Kemang Pratama. Terdapat bendera merah putih berkibar disana tanda penghormatan dari Legiun Veteran Republik Indonesia ( LVRI) atas jasanya mempertahankan kemerdekaan.
Nama Hadji Djole pun diabadikan menjadi salah satu satu Jalan di kawasan Mustika Jaya.
Kontributor : Ririn Septiyani
Berita Terkait
-
Terungkap! Simon Tahamata Punya 2 Kewarganegaraan tapi Bukan Indonesia
-
Belanda Panggil 3 Pemain Keturunan Indonesia: Bek Ajax hingga Winger PSV
-
Pemerintah Beberkan Fakta Mengerikan Pagar Laut Bekasi, Data Dimanipulasi
-
Kisah Simon Tahamata Permalukan Johan Cruyff: Dikolongin, Lalu Minta Maaf
-
Simon Tahamata: Belanda yang Perintahkan Orang Maluku Tinggalkan Indonesia
Terpopuler
- Cek Fakta: Benarkah Semua Surat Tanah dan Rumah Akan Jadi Milik Negara Jika Tidak Diubah ke Elektronik?
- Dihampiri dan Diamuk Razman Arif Nasution di Persidangan, Hotman Paris Langsung Diamankan Petugas
- Respons Menohok Piyu Padi Atas Konflik Agnez Mo vs Ari Bias: Penyanyi Ingin Playing Victim
- Simon Tahamata Mendarat di Indonesia: Beta Prihatin...
- Tristan Gooijer: Saya dan Keluarga Bukan Bagian dari Republik Maluku Selatan
Pilihan
-
Gol Indah Ramadhan Sananta Bawa Persis Solo Kalahkan Persebaya
-
Anggaran IKN Diblokir, Kementerian PU Pilih Bangun Proyek Ini di Solo
-
Kabar Gembira: Pemerintah Perpanjang Subsidi Motor Listrik!
-
Negara Rugi Besar Jika IKN Mangkrak, Netizen Sentil Jokowi: Yang Minta Siapa?
-
Taspen dan Asbari Banyak Masalah, Sri Mulyani Mau Ambil Alih Pembayaran Uang Pensiun PNS
Terkini
-
Tragis! Dua Pekerja Pakuwon Mall Bekasi Tewas dari Lantai 8 Saat Bersihkan Kaca
-
Nusron Wahid Ungkap 5 Bangunan di Cluster Setia Mekar yang Digusur Tidak Bersengketa
-
Menteri Agraria Nusron Wahid: Sertifikat Penghuni Cluster Setia Mekar Tetap Sah!
-
Bejat! Guru Ngaji di Jatiasih Pakai Modus Ini Cabuli 2 Santri Laki-laki
-
Duduk Perkara Sengketa Lahan di Cluster Setia Mekar Bekasi: Sengkarut Sejak 1996