Scroll untuk membaca artikel
Lebrina Uneputty
Kamis, 30 September 2021 | 06:39 WIB
Dokumentasi kegiatan KH Noer Ali.(Youtube Muhammad Faqid)

"Anggota-anggota, sukarelawan-sukarelawan masuk menyusup ke partai-partai besar, lahir lah kelompok-kelompok kiri aliran Tan Malaka. Aliran petinggi-petinggi komunis lah".

Demikian halnya di Bekasi. Pejuang juga ulama terkenal KH Noer Ali akhirnya membentuk Laskar Rakyat Bekasi, badan yang menaungi para pemuda pejuang, bekerjasama dengan TNI.

"Di dalam laskar rakyat bekasi itu ada banyak kelompok perjuanga, hisbullah, sabillilah, barisan banteng dan lain sebagainya. Di dalamnya itu pun disusupi PKI, kelompok merah dulu disebutnya kelompok merah. Nah kelompok merah ini bertentangan dengan badan perjuangan,"

Tidak satu suaranya dengan badan perjuangan Laskar Rakyat Bekasi membuat pendirinya jadi salah satu sasaran penumpasan PKI.

Baca Juga: Sejarah G30S PKI di Depok, Pelaku Sejarah: Warga Lebih Takut Sama RPKAD Dibanding PKI

Badan perjuangan Laskar Rakyat Bekasi dipecah belah dengan fitnah dan adu domba PKI.

"Saya masih simpan itu catatan-catatan PKI, fitnahnya terhadap KH Noer Ali, kejam sekali, KH Noer Ali disebut satu dari tujuh setan desa, disebut serobot tanah rakyat".

KH Noer Ali tidak melawan dengan cara adu domba atau fitnah yang sama, dia membalas fitnah tersebut dengan sebuah catatan seperti klarifikasi dan bantahan, yang kemudian tak lama berselang KH Noer Ali memilih untuk mengundurkan diri dari Laskar Rakyat Bekasi.

KH Noer Ali memilih memperkuat pasukan dari dalam seperti Santri, mahasiswa dan pemuda Bekasi.

21 Juli 1947, saat Agresi Militer Belanda pertama.

Baca Juga: 8 Aktor Terlibat Film G30S PKI: Umar Kayam hingga Wawan Wanisar

Dokumentasi kegiatan KH Noer Ali.(Youtube Muhammad Faqid)

Amat mudah Belanda membobol pertahanan Bekasi, Cakung Cikarang, Lemah Abang. Saat itulah terlihat fakta siapakah yang sebenarnya pecundang, siapakah yang pejuang dalam Laskar Rakyat Bekasi.

Load More