Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 23 September 2021 | 08:45 WIB
Kondisi Sekretariat Keluarga Mahasiswa Islam Karawang (KMIK) di Gang H Somad RT 03 RW 04 Nomor 43, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (22/9/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

SuaraBekaci.id - Kondisi Asrama Mahasiswa Karawang di Tangerang Selatan viral dan memprihatinkan. Penghuni di sana tinggal berdampingan dengan tikus dan kalajengking. Mereka adalah Keluarga Mahasiswa Islam Karawang (KMIK) di Kota Tangerang Selatan.

Mereka, harus bertahan dengan rumah singgah yang tak layak huni. Atap rumahnya bahkan sudah banyak yang lapuk.

Triplek lelangitan pun banyak yang hancir karena terkena air hujan yang menetes dari sela-sela plafon atap.

Setiap hujan, meski tak deras dan hanya selintas saja, air hujan pun tembus ke dalam ruangan dan membuat genangan air. Kondisi itu, membuat repot mahasiswa yang ada di sana.

Baca Juga: Tidak Dihukum, Guru Ini Malah Dandani Rambut Muridnya yang Gondrong

Mereka, bukan tak mau dan tak mampu memperbaiki atap tersebut. Pasalnya, atapnya yang lapuk, sangat rawan ambruk jika diinjak dari atas.

Kondisi memprihatinkan Sekretariat Keluarga Mahasiswa Islam Karawang (KMIK) di Gang H Somad RT 03 RW 04 Nomor 43, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (22/9/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Selain repot saat hujan, mereka juga harus hidup berdampingan dengan tikus bahkan kalajengking. Saat tidur, mereka merasa was-was dihampiri tikus tersebut.

Salah satunya seperti dialami oleh Sekretaris Umum Keluarga Mahasiswa Islam Karawang (KMIK) Firhan Azmi.

Dia bahkan sempat digigit tikus saat tidur dan luka bengkak di bagian kaki.

"Pas tidur digigit tikus, akhirnya bengkak. Karena memang keadaannya seperti ini, pernah juga ada kalajengking di WC," katanya ditemui SuaraJakarta.id, Rabu (22/9/2021).

Baca Juga: Viral Wanita Berjilbab Rutin Tabur Bunga di Laut untuk Teman Malam Jumat, Siapa?

Firhan bercerita, basecamp tersebut mulai dtiempati sejak 2002 lalu dibeli dari warga setempat menggunakan uang hibah dari Pemerintah Kabupaten Karawang.

Kondisi atap Sekretariat Keluarga Mahasiswa Islam Karawang (KMIK) di Gang H Somad RT 03 RW 04 Nomor 43, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), nyaris ambruk, Rabu (22/9/2021). [SuaraJakarta.id/Wivy Hikmatullah]

Hal itu sengaja dilakukan agar mereka memiliki tempat tetap sebagai tempat bernaung mereka selama berkuliah.

Rumah itu berada di Gang H Somad RT 03 RW 04 Nomor 43, Kelurahan Pisangan Timur, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Akses jalan untuk sampai di basecamp itu pun cukup sempit hanya sekira 1,5 meter. Lokasinya pun berada di p9jokan tertutup rumah warga.

Firan menyebut, luas rumah tersebut hanya 90 meter persegi. Terdapat ruang tamu, dua kamar, dapur dan satu kamar mandi. Pantauan SuaraJakarta.id, kondisi dalam rumah itu memprihatinkan.

Di ruang tamu, terhampar sejumlah kasur lapuk dan kipas angin kecil. Sementara di dalam kamar, koper dan tumpukan baju saling berhimpitan.

Atapnya dari triplek, terlihat bolong dan menjuntai menunggu waktu jatuh.

Sedari awal, rumah tersebut dibeli dengan kondisi lantai hanya beralaskan semen saja. Agar nyaman, para mahasiswa pun iuran untuk memasangi keramik dan mengecat tembok.

Tetapi, saat itu rumah tersebut sudah atas nama Iman Sumantri Sekda Karawang pada 2002 dengan status hak guna bangunan. Lalu kemudian pada 2020 sudah resmi sebagai aset milik Pemkab Karawang setelah terdaftar sebagai aset daerah.

"Awal beli lantai belum dikeramik, masih semen. Di 2003 ada perbaikan pemasangan keramik, cat ulang dan lainnya. Sumber danannya patungan dan mengajukan proposal ke senior," ungkap Firhan.

Basecamp tersebut, lanjut Firhan tak hanya dijadikan tempat diskusi dan kajian para mahasiswa, tapi juga menjadi tempat tinggal bagi mahasiswa Karawang yang tak kesulitan membayar sewa kontrakan.

Tak hanya itu, bahkan tempat itu juga menjadi tempat singgah bagi orang Karawang yang mencari pekerjaan di sekitar Tangerang.

Mahasiswa yang tinggal di situ pun dari berbagai kampus. Yakni dari UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Muhamadiyah Jakarta, Universitas Pancasila dan Universitas Pamulang.

Tempat itu, bahkan menjadi tempat penyimpanan barang-barang dari sejumlaj mahasiswa Karawang yang tak mampu membayar sewa kontrakan sejak pandemi Covid-19. Akibatnya, barang-barang menumpuk disetiap sudut.

"Mereka yang tak mampu bayar kos barangnya juga di simpan di sini. Sampai menumpung ke langit-langit bantal dan kasur. Di dapur banyak buku dan lemari yang tidak dipakai, sepatu, gas. Mau dibuang ada yang punya, di simpen juga ya menumpuk tapi ya sudah dibiarkan saja sampai digigit tikus," paparnya.

Kejadian yang paling diingat, kata Firhan, yakni pada 2018 lalu. Saat itu, kamar mandi yang ada di belakang ambruk lantaran plafon atapnya sudah lapuk. Temboknya pun ikut terbongkar.

"Dinding dan atap hancur, ambruk. Ketika kita mandi nggak ada temboknya. Akhirnya patungan untuk diperbaiki," kenangnya.

Mahasiswa tingkat akhir di UIN Syarif Hidayatullah itu menuturkan, sebetulnya pihak dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemkab Karawang sudah tiga kali mendatangi basecamp tersebut. Yakni pada 2018, 2020 dan 2021. Mereka datang, untuk mencatatkan aset dan mengurusi soal kepemilikan aset tersebut.

Tetapi, meski sudah mengetahui kondisi rumah singgah aset Pemkab Karawang di Tangsel itu, hingga saat ini tak ada upaya perbaikan apapun.

Padahal, pihak KMIK pun sudah menjalin komunikasikan kondisi aset yang memprihatinkan dan hampir roboh itu ke pihak Pemkan Karawang, tapi perbaikan tak kunjung terealisasi.

Sebagai organisasi primordial atau kedaerahan, Firhan sering membandingkan kondisi basecampnya itu dengan organisasi kedaerahan lainnya yang lebih beruntung.

"Organisasi lain bantuan renovasi dan perbaikan ada, misalnya dari Indramayu, ada perhatian dari pemerintahnya. Kadang kita sedih, ketika membandingkan dengan basecamp Karawang ini yang belum dapat bantuan dari pemkab," ungkapnya.

Firhan, mewakili anggota lainnya berharap, pihak Pemkab Karawang terketuk hatinya untuk segera mau memperbaiki tempat singgah para mahasiswa asal Karawang itu sebelum kondisinya semakin parah.

"Setelah ramai di medsos, pihak dari PUPR Pemkab Karawang infonya akan segera melakukan perbaikan, tapi sampai saat ini belum ada kepastian," pungkasnya.

Kontributor : Wivy Hikmatullah

Load More