SuaraBekaci.id - Ada kabar lada hitam bisa sembuhkan COVID-19. Lada hitam memiliki kemampuan untuk mencegah dan mengobati infeksi Covid-19.
Benarkah demikian? Simak cek fakta sebenarnya berikut ini.
Kabar ini beredar di sejumlah forum kesehatan Amerika Serikat dan India.
Dalam kabar itu mengatakan pasien Covid-19 perlu menambahkan lada hitam di makanan mereka untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Klaim berasal dari sebuah studi yang mengatakan makanan-makanan pedas memiliki tingkat antioksidan tinggi, yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Benarkah demikian?
Penjelasan
Penelusuran Suara.com menemukan bahwa laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan bahwa kabar tersebut adalah mitos.
Melalui rubrik Myth Busters, WHO mengatakan bahwa lada hitam tidak memiliki kemampuan mencegah atau menyembuhkan Covid-19.
"Lada hitam meski membuat makanan terasa lebih enak, tidak memiliki kemampuan untuk mencegah ataupun mengobati Covid-19," tulis WHO.
Baca Juga: Obat Covid-19 Berbentuk Pil dari Pfizer Diuji ke Manusia, Tunggu Kabar Baik di Akhir 2021
WHO mengatakan cara terbaik untuk mencegah Covid-19 saat ini adalah dengan mematuhi protokol kesehatan, yakni mencuci tangan pakai sabun, menggunakan masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Kabar tentang manfaat lada hitam diketahui berasal dari sebuah studi dari India.
Dalam penelitian yang menggunakan simulasi komputer, peneliti dari Indian Institute of Technology menyebut piperine, zat aktif yang terdapat dalam lada hitam, bisa memblokir protein pada virus SARS-CoV-2, membuatnya sulit untuk masuk ke sel tubuh manusia.
"Studi kami mencari bahan alami yang bisa memblok protein pada virus SARS-CoV-2 sehingga kehilangan kemampuan untuk menginfeksi sel tubuh manusia. Hasilnya, lada hitam, yang sudah biasa digunakan dalam berbagai masakan, memiliki kemampuan tertinggi," ujar ketua tim peneliti, Profesir Umakanta Tripathy, dalam laman Times of India.
Namun ia menekankan bahwa hasil penelitiannya tidak bisa menjadi acuan medis dalam penyembuhan atau pencegahan Covid-19. Sebab, seluruh proses penelitian dilakukan melalui simulasi komputer.
"Butuh penelitian lanjutan secara saintifik dan dilakukan di laboratorium terpadu untuk mendapatkan konfirmasi," urai Tripathy, yang merupakan dosen di bidang ilmu fisika.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Pandji Pragiwaksono Babak Belur dan Ditangkap Polisi
-
Roberto Mancini Resmi Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Begini Fakta Sebenarnya
-
CEK FAKTA: Jokowi Buat Natuna Jadi Jaminan Utang Kereta Cepat China
-
CEK FAKTA Foto Presiden Prabowo Terpajang pada Billboard di Israel, Asli atau Palsu?
-
Hoax Umrah Gratis Kemenag di TikTok, Begini Faktanya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!
-
AgenBRILink Tingkatkan Inklusi Keuangan di Wilayah 3T, Contohnya Muhammad Yusuf di Sebatik