Scroll untuk membaca artikel
Antonio Juao Silvester Bano
Sabtu, 16 Januari 2021 | 15:41 WIB
Karya prostetik potongan tubuh manusia buatan Sarwo Edi atau Kocom.[Suara.com/Nihlah]

SuaraBekaci.id - Sejumlah 'potongan tubuh manusia' tercecer di halaman sebuah rumah yang berada di  Perumahan Irigasi, Jalan Irigasi Tertia 3, Blok C3 Nomor 22, Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi. Potongan tubuh manusia tersebut merupakan karya prostetik. Palsu tapi nampak seperti asli.

Terdapat seorang pria di rumah tersebut. Namanya Sarwo Edi (52) atau Kocom. Dia merupakan warga Bekasi yang dikenal sebagai seorang seniman prostetik.

Pria yang akrab disapa Bang Kocom ini telah membuat sejumlah karya. Seperti, replika potongan tubuh manusia dan hewan, topeng yang otentik dengan bentuk wajah hingga patung untuk properti film serta iklan. 

Karya Bang Kocom kerap dipakai untuk film bergenre laga dan horor. Seperti, Bangku Kosong (2006), Pengabdi Setan (2017), Ratu Ilmu Hitam (2019), Perempuan Tanah Jahanam (2019), The Raid, dan Gundala (2019).

Baca Juga: 2 Pengedar Narkoba Ditangkap di Bekasi, Ratusan Gram Sabu Diamankan

Karyanya juga digunakan dalam film yang menang dalam ajang Asian World Film Festival (AWFF) 2018, Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) karya Sutradara Mouly Surya.

Replika potongan tubuh manusia karya Sarwo Edi atau Kocom.[Suara.com/Nihlah]

Penonton film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak pasti melihat Marlina yang diperankan Marsha Timothy menenteng potongan kepala manusia. Potongan kepala tersebut merupakan salah satu karya buatan Bang Kocom.

Ditemui di kediamannya, Bang Kocom menceritakan perjalanan karier hingga karyanya dipakai dalam film-film populer di Indonesia. 

Bang Kocom merupakan tamatan dari salah satu SD di Rawa Panjang, Kota Bekasi. Saat berhenti sekolah hingga beranjak dewasa dia sempat merasakan pahit getir kehidupan di jalanan. 

Kehidupan ekonomi yang kurang beruntung, mencetak Bang Kocom menjadi orang yang mempelajari banyak hal agar mendapatkan pundi-pundi.

Baca Juga: 7.000 Nakes di Kota Bekasi Terima Vaksin Tahap Pertama

Bang Kocom juga bergaul dengan banyak orang. Memperluas lingkup pertemanan sambil terus mengasah kemampuan.

"Kalau kita pasrah terus, repot," kata Bang Kocom kepada suarabekaci.id  saat ditemui Selasa (12/1/2021) lalu.

Replika potongan tubuh manusia karya Sarwo Edi atau Kocom.[Suara.com/Nihlah]

Salah satu hal yang dia pelajari yakni membuat patung prostetik. Membuat karya prostetik tidak mudah.

Bang Kocom bisa karena telah terbiasa. Dia juga belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan saat membuat karya sebelumnya. 

Seiring berjalannya waktu, kesalahan dalam pembuatan karya prostetik itu makin dipangkas. Kini, dia melakukan uji coba terlebih dahulu untuk memastikan karyanya sesuai dengan yang diinginkan.

Bang Kocom mengatakan, kemampuannya mulai diketahui dunia perfilman ketika dia terlibat pada pembuatan film Bangku Kosong bersama temannya.

Setelah film tersebut, Bang Kocom mulai dikenal pembuat film lainnya.  Karyanya pun mulai diminati dan dipesan untuk kebutuhan film laga dan horor lainnya.  Bahkan, Bang Kocom pernah mendapatkan pesanan dari studio film luar negeri.

"Ada orang dari Swiss, Hongkong dan Singapura di studio apa tuh, saya ikut ke sananya juga" katanya.

Replika manusia karya Sarwo Edi atau Kocom.[Suara.com/Nihlah]

Bang Kocom mengaku senang berkarya sebagai seniman prostetik. Dia sangat bangga ketika karyanya dipakai dalam sebuah film.

Apalagi bila karyanya dipoles menjadi lebih keren dengan tambahan efek dari tim efek grafik komputer atau Computer Generated Imagery (CGI). 

"Saya nonton juga filmnya supaya bisa tau bener engga, tapi kadang saya suka bingung nyariin, 'mana nih yang gue bikin apa dibuang apa gimana'. Kadang suka dibantu juga dari pihak CGI-nya, jadi dia main komputer kalau punya kita miring ya sama dia dirapihin. Ya terima kasih juga buat orang-orang itu" ujarnya.

Karya prostetik Bang Kocom dibanderol  dengan harga kisaran ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tergantung permintaan dan tingkat kesulitan produksi.  Biasanya ia menghabiskan waktu satu hingga dua minggu sesuai tingkat kerumitannya.

"Kalau proses pembuatan paling enggak perlu dua minggu paling sebentar, kalo kita udah punya cetakannya paling lima jam itupun cuma jempol kaki doang atau jempol tangan doang,” katanya.

Kini, dia bekerja dengan beberapa orang yang ada di rumah sekaligus tempatnya membuat patung prostetik. Yang ingin memesan, bisa langsung datang ke kediaman Bang Kocom.

Kontributor : Nihlah Fauziyatul Wafa

Load More