Scroll untuk membaca artikel
Antonio Juao Silvester Bano
Kamis, 07 Januari 2021 | 07:50 WIB
ILUSTRASI Pemkot Bekasi belum menentukan nasib sekolah tatap muka.[Dok/Suara.com]

SuaraBekaci.id - Pemerintah Kota Bekasi masih belum mengambil keputusan terkait dengan rencana pelaksanaan simulasi sekolah tatap muka atau sistem pembelajaran tatap muka terbatas (SPTMT) di wilayah setempat hingga kemarin, Rabu (6/1/2021).

Diketahui, simulasi sistem pembelajaran tatap muka terbatas itu diagendakan pada 18 Januari 2021 mendatang.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi masih fokus melakukan pembahasan mengenai simulasi pembelajaran tatap muka terbatas.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah mengatakan, pihaknya belum memutusan rencana sekolah tatap muka akan dilanjutkan atau tidak.

Baca Juga: Kota Bekasi Masuk Zona Merah

"Kita sekarang ini bukan tatap muka tidaknya, kita sedang proses pembahasan, nanti pada saatnya kita akan press conference (konferensi pers)," kata Inay saat dihubungi Suara.com, Rabu (6/1/2021).

Inay juga menjelaskan, pihaknya masih membahas tentang panduan pelaksanaan SPTMT.

"Kita masih proses pembahasan, panduan, kalau kita kan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas bukan tatap mukanya," ujarnya.

Sebelumnya, DPRD Kota Bekasi meminta Pemerintah Kota Bekasi untuk menunda pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas (SPTMT) pada jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Heri Purnomo mengatakan, rencana simulasi pembelajaran tatap muka terbatas untuk SD dan SMP sedianya ditunda. Karena, menurut dia, kasus Covid-19 di Kota Bekasi terus mengalami peningkatan selama beberapa waktu kebelakang.

Baca Juga: Sekolah Tatap Muka di Sumut Ditunda, Gubsu Edy: Maret Dibicarakan Lagi

“Kalau saya sih karena kondisi covid lagi begini, kan bisa diketahui, sekarang saja di RSUD penuh, di Stadion Patriot Candrabhaga penuh. Saya sih minta ditunda sampai kasus (Covid-19) sudah mulai mereda,” kata Heri di Bekasi, Minggu (27/12/2020).

Dia menilai siswa SD dan SMP rawan terkena Covid-19 karena tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Dirinya khawatir simulasi pembelajaran tatap muka terbatas justru bakal menimbulkan klaster Covid-19 yang baru.

“Dan kalau dipaksakan begitu kan kita tidak bisa jamin anak SD SMP ini setelah pulang dari sekolah buka-buka masker. Pernah terjadi dilihat di Tegal begitu. Jadi ya kalau saya sih belum setuju untuk SD dan SMP,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, Pemkot Bekasi akan mengevaluasi proses pengendalian Covid-19 di Kota Bekasi sebelum pelaksanaan simulasi sekolah tatap muka yang rencananya akan dilaksanakan pada 18 Januari 2020 mendatang.

“Kita evaluasi proses pengendalian Covid-19 dan hasilnya akan kita sampaikan ke DPRD,” kata Rahmat saat dihubungi Suara.com, Minggu (27/12/2020) lalu.

Salah satu alasan DPRD Kota Bekasi meminta penundaan pembelajaran tatap muka yakni karena kasus Covid-19 di Kota Bekasi relatif meningkat selama beberapa waktu kebelakang.

Selain itu, karena Kota Bekasi belum masuk dalam status zona kuning atau zona hijau penyebaran Covid-19.

Menanggapi hal itu, Rahmat mengatakan, status zona penyebaran Covid-19 tidak berpengaruh pada pelaksanaan sekolah tatap muka.

“Nggak berpengaruh (zona), kita risiko sedang,” kata Rahmat.

Load More