Scroll untuk membaca artikel
Antonio Juao Silvester Bano
Minggu, 27 Desember 2020 | 18:49 WIB
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. (Suara.com/Yacub)

SuaraBekaci.id - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi angkat bicara terkait dengan adanya permintaan untuk penundaan simulasi sekolah tatap muka dari DPRD Kota Bekasi.

Rahmat Effendi mengatakan, Pemkot Bekasi akan mengevaluasi proses pengendalian Covid-19 di Kota Bekasi sebelum pelaksanaan simulasi sekolah tatap muka yang rencananya akan dilaksanakan pada 18 Januari 2020 mendatang.

“Kita evaluasi proses pengendalian Covid-19 dan hasilnya akan kita sampaikan ke DPRD,” kata Rahmat saat dihubungi Suara.com, Minggu (27/12/2020).

Salah satu alasan DPRD Kota Bekasi meminta penundaan pembelajaran tatap muka karena kasus Covid-19 di Kota Bekasi relatif meningkat selama beberapa waktu ini.

Baca Juga: Nasib Simulasi Sekolah Tatap Muka Bekasi di Tangan Wali Kota

Selain itu, karena Kota Bekasi belum masuk dalam status zona kuning atau zona hijau penyebaran Covid-19.

Menanggapi hal itu, Rahmat mengatakan, status zona penyebaran Covid-19 tidak berpengaruh pada pelaksanaan sekolah tatap muka.

“Nggak berpengaruh (zona), kita risiko sedang,” kata Rahmat.

Sementara, Anggota Tim Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Kota Bekasi, Haris Budiono mengatakan, pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka merupakan kewenangan dari Wali Kota Bekasi yang juga Ketua Satgas Covid-19 Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

“Semua berpulang pada kewenangan dan pertimbangan  kepala daerah, juga sebagai ketua Satgas Covid-19,” kata Haris.

Baca Juga: DPRD Minta Pemerintah Kota Bekasi Tunda Simulasi Sekolah Tatap Muka

Dia mengatakan, Tim SPTMT fokus pada pembahasan produk hukum pengaturan pembelajaran tatap muka (PTM) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Bagaimana jika dilakukan PTM, sesuai arah kebijakan pimpinan dengan pertimbangan situasi pandemi Covid-19 dan bagaimana jika dilakukan PJJ yang sebaiknya semakin siap dan efektif,” ujarnya.

Sebelumnya, DPRD Kota Bekasi meminta Pemerintah Kota Bekasi untuk menunda pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas (SPTMT) pada jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Heri Purnomo mengatakan, rencana simulasi pembelajaran tatap muka terbatas untuk SD dan SMP sedianya ditunda. Karena, menurut dia, kasus Covid-19 di Kota Bekasi terus mengalami peningkatan selama beberapa waktu kebelakang.

“Kalau saya sih karena kondisi covid lagi begini, kan bisa diketahui, sekarang saja di RSUD penuh, di Stadion Patriot Candrabhaga penuh. Saya sih minta ditunda sampai kasus (Covid-19) sudah mulai mereda,” kata Heri di Bekasi, Minggu (27/12/2020).

Dia menilai siswa SD dan SMP rawan terkena Covid-19 karena tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Dirinya khawatir simulasi pembelajaran tatap muka terbatas justru bakal menimbulkan klaster Covid-19 yang baru.

“Dan kalau dipaksakan begitu kan kita tidak bisa jamin anak SD SMP ini setelah pulang dari sekolah buka-buka masker. Pernah terjadi dilihat di Tegal begitu. Jadi ya kalau saya sih belum setuju untuk SD dan SMP,” ujarnya.

Berdasarkan data dari laman corona.bekasikota.go.id, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terdapat sebanyak 14.888.

Rinciannya, sebanyak 1.271 kasus terkonfirmasi positif yang isolasi atau dalam perawatan, sebanyak 13.374 kasus selesai isolasi atau sembuh dan 243 orang meninggal dunia.

Load More