Ia justru meminta agar warga saling membantu dan memberi dukungan terhadap persoalan Y.
"Masalah itu bukan untuk dihilangkan, tapi masalah itu harus ditangani. Kalau masyarakat sadar dalam penanganan yang baik, bisa jadi wilayah itu akan menjadi wilayah yang ramah untuk anak," ujarnya.
Sebab menurutnya, mengusir terduga pelaku dari tempat tinggalnya saat ini hanya akan menambah masalah baru.
Selain itu, Novrian juga khawatir jika cara tersebut akan menjadi tren baru ketika masalah serupa kembali terjadi di masyarakat.
Baca Juga:Kasus Pelecehan Siswa SD di Bekasi, Warga Desak ABH Diusir dari Lingkungan
"Itu akan menambah masalah, dan itu akan menjadi tren masyarakat yang kurang baik ketika ada masalah anak itu akan dipindahkan," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa kelas 2 SD di wilayah Medan Satria, Kota Bekasi diduga mencabuli 9 anak laki-laki di bawah usia delapan tahun.
"Setahu saya korbannya ada empat awalnya, dan belum lama saya tahu korban sekarang ada sembilan, itu dari wilayah luar lingkungan saya," kata salah satu ibu korban, RW (33), Senin (9/6/2025).
RW yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online (ojol) ini menceritakan, dirinya baru mengetahui dugaan pencabulan yang dialami putranya pada Kamis (22/5/2025), seusai pulang bekerja.
RW mengatakan, saat itu putri pertamanya memberitahu bahwa adiknya berinisial C diduga telah dua kali menjadi korban pelecehan dalam bentuk sodomi.
Baca Juga:Begini Alasan Pemkot Bekasi Belum Jalani Instruksi Dedi Mulyadi Soal Jam Masuk Sekolah
Aksi kedua kalinya yang dilakukan pelaku terhadap C, disebut disaksikan oleh tiga orang teman korban dan pelaku.
"Iya kejadian (pelecehan) dilihat sama tiga temannya, habis itu tiga temannya infoin ke kakaknya si C dan kakak si C laporan ke saya," jelasnya.
Kontributor : Mae Harsa