SuaraBekaci.id - Kasus demam berdarah dengue atau DBD menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kian mengkhawatirkan. Data per minggu ke-23 tahun ini, ada sekitar 131.501 kasus DBD.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, kondisi ini dipengaruhi pola iklim yang tak menentu yaitu curah hujan serta panas yang masih berlangsung.
Dijelaskan Nadia, setidaknya ada 10 kota dengan tingkat kematian DBD terbanyak. Kota Bekasi, Jawa Barat berada di urutan keenam.
Di urutan pertama ada Kabupaten Bandung (32), Kabupaten Klaten (29), Kabupaten Subang (22), dan Kabupaten Jepara (21).
Baca Juga:Miris! Bocah 10 Tahun Anak Pedagang Kue di Bekasi Dicabuli Sejak 2021: Pelaku Lebih dari 2 Orang
Kemudian Kabupaten Kendal (20), Kota Bekasi (19), Kabupaten Grobogan (18), Kabupaten Bogor (17), Kota Bandung (15), serta Kabupaten Probolinggo (14).
Adapun untuk 10 kabupaten/kota dengan kasus terbanyak yaitu Kota Bandung (4.446), Kabupaten Tangerang (3.105), Kota Depok (2.690), Jakarta Barat (2.536), Jakarta Timur (2.329), dan Kabupaten Malang (2.255).
Kemudian Kota Bogor (2.254), Kabupaten Bandung Barat (2.229), Kabupaten Banyuwangi (2.196), dan Kabupaten Gianyar (2.004).
Menurut Nadia, angka DBD di tahun ini meningkat dibanding tahun lalu. Total kasus DBD di Indonesia selama 2023 adalah 114.720 dengan 894 kematian.
Sebagai upaya menekan angka kasus dan kematian akibat DBD, Nadia mengingatkan publik untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Baca Juga:Bejat! Anak Pedagang Kue di Bekasi Dicabuli Lelaki Tua: Berawal dari Curhatan Ibu Korban
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menyebut kematian akibat DBD pada 2024 per minggu ke-22 adalah 777.
Dalam temu media "Asean Dengue Day 2024" yang disiarkan di Jakarta, Jumat (14/6), Imran mengatakan kunci penanganan DBD adalah pemantauan atas orang-orang yang terkena demam berdarah.
Selain itu, menurut dia, dalam penanganan DBD yang terpenting adalah komitmen pemerintah, kolaborasi, serta inovasi-inovasi. Dia menilai komitmen pemerintah daerah (pemda) penting karena mereka yang memiliki kendali di daerahnya.
Dia mengatakan Kupang sebagai contoh kesuksesan dalam menurunkan kasus DBD. Kupang, kata dia, kasusnya turun pada 2022 dan 2023 karena setiap Jumat wali kotanya meminta semua ASN untuk melakukan PSN secara serentak.