Pria lainnya berinisial E (35) juga melakoni pekerjaan yang sama dengan A. Hanya saja, E tidak mengeluarkan modal dalam menjajakan jasa tukar uang, dia justru bekerja dengan bos yang sebelumnya diceritakan oleh A.
"Ini digaji, diupah ada hitung-hitungan sama bosnya. Jadi bukan ngambil, saya jualan saja," ujar E.
Upah yang ia dapatkan dari jasa tukar uang ini sebesar 2 persen dari total hasil jualannya atau jika di rupiahkan kurang lebih sebesar Rp2.300 per seratus ribu.
Toal uang kertas baru yang ia jual dalam sehari biasanya mencapai Rp5 juta. Nantinya upah 2 persen akan diterima E hari itu juga saat pekerjaannya selesai.
Baca Juga:Pemudik Wajib Waspada! BMKG Prediksi Hujan Lebat Terjadi di Jalur Mudik Lebaran 2024
"Iya tergantung omzetnya berapa banyak dapetnya hari ini, itu gaji kita ambil 2 persen, sisanya kasih ke bos," ucapnya.
E mengaku ini tahun pertama dirinya menjadi penjaja jasa tukar uang, sebelumnya ia bekerja sebagai pembawa alat berat di wilayah Pekanbaru, Riau.
Sama dengan A, E juga enggan menceritakan sosok 'BOS' di balik bisnis jasa tukar uang yang tengah ia lakoni ini.
"Kalau bosnya sih ya jauh, enggak berani nyebutin. Di sini tapi (Kalimalang) satu bos semua, daerahnya sama. Kalau nyebutin nama bosnya kita enggak berani," tutupnya.
Kontributor : Mae Harsa
Baca Juga:Sepekan Terakhir Jelang Lebaran 2024, Terminal Bekasi Lengang? Hal Ini Jadi Penyebabnya