Kata Masdi, sebelum warga mengetahui adanya sumur minyak di wilayahnya, ada seseorang yang datang meminta izin untuk melakukan pengujian di lahan persawahan tersebut.
“Udah hampir puluhan tahun (informasi penemuan adanya sumur minyak), ada seperti di bom gitu dimasukin dinamit,” ucapnya.
“Pas ditaroin (dimasukan) dinamit, meleduk. Bergerak nih rumah-rumah banyak yang pada retak waktu 10 tahun (lebih) yang lalu pengecekan bahwa di bawah ada minyak,” tuturnya.
Kendati demikian, setelah itu sejumlah warga yang terdampak diberikan dana kompensasi dengan nominal sekira Rp300 ribu per KK.
“Dipanggil ke kantor desa udah lama itu sepuluh tahun ke sono lah pas ada pengeboman itu dinamit. Gak lama dikasih itu ke kantor desa, dikasih uang anu (kompensasi) tuh kan sawahnya pada dalem,” jelas Masdi.
Sejak saat itu, aktivitas kembali normal. Warga sekitar yang memiliki lahan di persawahan itu kembali menggarap sawahnya.
Hingga pada akhirnya, sekira 7 bulan lalu sejumlah lahan persawahan di sekitar wilayah tersebut dibeli oleh pihak Pertamina.
Sementara, Ketua RT 02 RW 02 Kholid Sofyan Hadi, mengatakan aktivitas di Sumur East Pondok Aren (EPN)-001 telah terjadi sejak sekira bulan Juni 2023 lalu.
“Awal kita tahu itu Pertamina di bulan Juni pengurukan, nah Desember ini katanya kita dapet kabar sudah berhasil dapat itu minyaknya,” kata Kholid.
Baca Juga:Miris! Kabupaten Bekasi dengan Sumur Minyak Bumi, Punya 2.997 Kasus Stunting
Senada dengan Masdi, Kholid mengatakan sebelum ditemukan sumur minyak, wilayah tersebut merupakan lahan persawahan milik warga sekitar.