Update Kasus Bullying di SDN Jatimulya 09: KPAI Bantu Perawatan dan Penyembuhan Korban

"Kami mendampingi dan juga memastikan anak korban mendapatkan bantuan penyembuhan dan perawatan,"

Galih Prasetyo
Senin, 06 November 2023 | 15:40 WIB
Update Kasus Bullying di SDN Jatimulya 09: KPAI Bantu Perawatan dan Penyembuhan Korban
Kasus Fatir di Tambun Naik Tahap Sidik, 8 Orang Diperiksa Polisi, Termasuk Wali Kelas? (Suara.com/Mae Harsa)

SuaraBekaci.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberikan pendampingan korban perundungan di SDN Jatimulya 09, Fatir Arya Adinata (12). Pihak KPAI berikan bantuan penyembuhan dan perawatan.

"Kami mendampingi dan juga memastikan anak korban mendapatkan bantuan penyembuhan dan perawatan," kata Anggota KPAI Dyah Puspitarini saat dihubungi Antara, Senin (6/11).

Dyah menjelaskan bahwa korban akan mendapat perlindungan dan bantuan sosial sesuai dengan Undang-undang (UU) Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.

Khususnya, katanya, pada pasal 59A terkait Perlindungan Khusus bagi Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dilakukan melalui upaya penanganan yang cepat, termasuk pengobatan dan atau rehabilitasi secara fisik, psikis, dan sosial, serta pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.

Baca Juga:Diduga Korban Bullying, Dokter Ungkap Alasan Kaki Kiri Siswa SD di Bekasi Harus Diamputasi

Korban juga akan mendapat pendampingan psikososial pada saat pengobatan sampai pemulihan, pemberian bantuan sosial bagi anak yang berasal dari keluarga tidak mampu dan pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap proses peradilan.

"Untuk anak korban sesuai dengan pasal 59A tentang Perlindungan Anak yang di dalamnya tercantum perlindungan khusus bagi anak yang harus mendapatkan bantuan psikososial, bantuan sosial dan perlindungan hukum," jelasnya.

Kasus Fatir Dijegal Hingga Kaki Diamputasi

Fatir adalah murid kelas VI SDN Jatimulya 09 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sekitar Februari 2023 lalu, Fatir bersekolah seperti biasa.

Kala itu, di jam istirahat, Fatir diajak oleh lima orang rekannya untuk jajan di kantin. Fatir menuruti ajakan lima rekannya itu. Entah, dengan alasan apa, satu dari lima rekannya itu dengan sengaja selengkat Fatir.

Baca Juga:Sesalkan Kasus Bocah SD di Tambun Jadi Korban Bully hingga Kaki Diamputasi, DPR: Kurang Etis Guru Anggap Cuma Candaan

'Dukkk', lutut kaki Fatir keras mengenai lantai. Tangannya pun luka karena menahan berat badannya. Timbul memar di bagian lutut Fatir, ia meringis kesakitan.

Gelak tawa justru terdengar dari rekan-rekan Fatir melihat kondisi itu. Mereka sama sekali tak menolong Fatir.

Tak hanya menertawakan, rekan-rekan Fatir itu kemudian memintanya tak mengadukan hal itu kepada pihak sekolah.

Di bawah ancaman, Fatir memilih bungkam dan menahan rasa sakitnya sendiri.

Pulang sekolah, Fatir pun tak mengadu dengan orang tuanya atas peristiwa yang ia alami di sekolah. Tak hanya itu, sebelum kejadian diselengkat, Fatir jadi sasaran olok-olok rekan satu kelasnya.

'Dasar anak mami' begitu rekan-rekannya mengolok-olok Fatir. Paras tampan Fatir pun jadi bahan ejekan bagi rekan-rekannya.

"Sok kegantengan," ejekan yang kerap masuk ke telinga Fatir saat bersekolah.

Semua olok-olok dan hinaan itu baru diketahui oleh Diana Novita, ibunda Fatir saat sangat anak terbaring lemah di rumah sakit.

“Sebelum itu (jatuh) sering di olok-olok ‘anak mamah, sok kegantengan’ kaya gitu, karena anak saya sering maju (di kelas) menjatuhkan mentallah ya,” ujar Diana saat dikonfirmasi wartawan termasuk SuaraBekaci.id, Selasa (31/10).

Tiga hari pasca Fatir mendapat tekel dari rekan-rekannya, kondisi lututnya memburuk. Sebagai orang tua, Diana merasakan bahwa apa yang dialami Fatir ada yang janggal.

“Karena setelah tiga hari itu Fatir tidak bisa berjalan, sakit kakinya. Dari situ lah saya pengobatan Fatir, sehingga terjadi lah amputasi ini, perjalanan yang cukup panjang,” jelas Diana dengan nada bergetar.

Fatir saat ini menjalani perawatan secara intesif di ruang ICU RS Kanker Dharmais Jakarta.

Sebelumnya, Wali Kelas Fatir, Sukaemah berikan keterangan kepada awak media terkait kronologis yang dialami anak didiknya. Perempuan yang juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah itu beberkan soal kejadian yang dialami Fatir.

Ia berkeyakinan apa yang dialami anak didiknya itu bukan perundungan melainkan bercandaan.

“Bercanda ya itu, bukan yang dirundung. Kalau dirundungkan beda lagi ya kekerasan,” ucap lagi.

Soal tekel rekan Fatir, Sukaemah lalu mennyebut bahwa itu ketidaksengajaan.

“Dalam peristiwa itu mereka jajan, bercanda-bercanda nah tanpa sengaja selengkatan, jatuh,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini