SuaraBekaci.id - Kekeringan mulai berdampak pada sejumlah wilayah di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Tercatat terdapat 8 kecamatan dan 21 desa saat ini terdampak kekeringan.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi berupaya untuk masyarakat bisa mendapatkan suplai air bersih akibat kekeringan ini.
Menurut Kabid Kedaruratan Dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dodi Supriadi, pihaknya dan Pemerintah Kabupaten Bekasi berupaya untuk merespon semua keluhan warga soal kesulitan air bersih.
BPBD Kabupaten Bekasi telah melakukan berbagai upaya pendistribusian air bersih hingga mengurangi dampak resiko lainnya dari musim kemarau El Nino tahun ini.
Baca Juga:Bantuan Air Bersih untuk Warga Terdampak Kekeringan di Banten
Dodi menjelaskan, langkah utama yang dilakukan pihaknya mendata wilayah terdampak kekeringan di Kabupaten Bekasi.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Bupati Bekasi Nomor: HK.02.02/Kep.528-BPBD/2023 tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di Kabupaten Bekasi Tahun 2023.
"Hasil pendataan berdasarkan laporan dari kecamatan terdapat 8 Kecamatan dan 21 Desa yang terdampak Kekeringan," jelasnya seperti dikutip dari Bekasi24jam--jaringan Suara.com
Sementara itu, musim kemarau juga mulai berdampak pada lahan pertanian yang dikelola Kelompok Tani Benda Jaya, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi.
Ketua Kelompok Tani Benda Jaya, Niman (56) mengatakan sawahnya mengalami kekeringan akibat saluran air di sekitar sawahnya sudah tidak mengalir lagi.
Baca Juga:Kisah Perjuangan Warga Gendayakan Wonogiri Merdeka dari Kekeringan, Berawal dari Kerja Persaudaraan
“Sekarang ini sudah mulai agak kekeringan, biasanya dari saluran (mengairi sawah), sekarang sudah kering (saluran),” kata Niman, saat ditemui awak media, Jumat (11/8).
Pantauan Suarabekaci.id di lokasi, kondisi tanah di sawah tersebut telah mengering dan retak-retak. Saluran air di sekitar lokasi terlihat kotor dan tidak mengalir.