SuaraBekaci.id - Kisah pilu Ngadenin (63) dan sang istri Nurhidayati (55) ditinggal lima anaknya karena akses masuk ke rumah miliknya tertutup tembok hotel.
Rumah yang beralamat di Jalan Jatiwaringin RT 03 RW 04, Jati Cempaka, Pondok Gede, Kota Bekasi itu kini sudah tidak ditempati.
Dirinya dan sang istri terpaksa harus tinggal di Warung Sate Solo Pak Dadi di Jalan Anugerah Raya Jatiwaringin yang letaknya sekitar 100 meter dari rumahnya.
Sementara ke lima anaknya, masing-masing kini tinggal di kos-kosan dengan daerah yang berbeda-beda.
Baca Juga:Miris! Rumah Lansia di Bekasi Ini Tertutup Tembok Hotel Hingga Harus Lewati Got
“Memang anaknya banyak, enggak bisa tinggal bersama. Kalau anak menjadi satu mungkin keberatan akhirnya sekarang pisah-pisah ada yang di Depok ada di Blok M (Jakarta) dan ada yang di Ciputat (Tanggerang), yang mondar-mandir satu (anak bungsu),” tutur Ngadenin, Senjn (10/7).
Anak Ngadenin terpaksa ngekos karena warung yang saat ini menjadi tempat tinggalnya bersama sang istri tidak cukup untuk menampung ke lima anaknya.
Apabila salah satu anaknya berkunjung dan bermalam ke warung tersebut, dirinya mau tidak mau harus tidur di meja.
Sebelum memutuskan untuk tinggal di kos, anak-anak Ngadenin juga sempat tinggal di rumah kerabatnya. Namun, rasa tidak nyaman dirasakan, hingga akhirnya membuat ke lima anaknya memilih untuk ngekos.
“Tadinya itu menumpang-numpang karena merasa di sini sudah tidak nyaman menumpang ke saudara, akhirnya sekarang ngekos,” ujarnya.
Baca Juga:Malu-maluin, Oknum Kades Ribut di Acara Hajatan Warga, Publik: 9 Tahun Bikin Rusuh
Padahal, Ngadenin mengaku biaya yang harus ia keluarkan untuk kos anaknya tidak sedikit, sampai dirinya juga terkadang harus meminjam uang ke saudaranya.
“Sangat beban itu memang ekonomi begini jadi kita sangat beban sekali. Kalau sampai diceritakan panjang, karena akhirnya untuk biaya ongkos ke sana akhirnya sampai minjam-minjam ke saudara,” ujar Ngadenin.
Sebenarnya, pihak hotel sempat memberikan penawaran kepadanya agar rumahnya di tukar oleh salah satu rumah yang ada si daerah Villa Nusa Indah. Namun dirinya menolak karena beberapa alasan.
“Ditawarin (tukar rumah di Villa Nusa Indah), tapi saya gak setuju dikarenakan jauh dari usaha saya di sini, kedua banjir, ketiga kalinya rumahnya udah rusak juga,” jelasnya.
Hingga saat ini, Ngadenin masih berharap bahwa ada solusi terbaik atas persoalan dirinya dengan pihak hotel.
Kontributor: Mae Harsa