Pentingnya Ruang Publik dan Efek Jera untuk Cegah Tawuran yang Makin Marak di Bekasi

Sarana aktualisasi yang memang kurang. Sehingga, mereka banyak waktu yang kosong sehingga mereka terlarut dalam kegiatan negatif, kata Hamluddin.

Galih Prasetyo
Sabtu, 17 Juni 2023 | 09:00 WIB
Pentingnya Ruang Publik dan Efek Jera untuk Cegah Tawuran yang Makin Marak di Bekasi
Barang bukti yang diamankan polisi dari pelajar pelaku tawuran di Jalan Raya Kodam, Sukadami, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu (13/6). (Suara.com/Mae Harsa)

SuaraBekaci.id - Aksi tawuran belakangan marak terjadi di Bekasi. Terbaru, terjadi di Jalan Raya Kodam, Sukadami, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Selasa (13/6).

Aksi tawuran yang melibatkan SMK 1 Pasar Ranji, Cikarang Pusat, dengan SMK Taruna Bakti, Cikarang Selatan, mengakibatkan satu orang pelajar meninggal dunia.

"Terkena sabetan senjata tajam di bagian paha kiri korban sehingga mengalami pendarahan," kata Kapolsek Cikarang Selatan Kompol Chalid Thayib dalam keterangan tertulis, Rabu (14/6).

Menanggapi fenomena tawuran di Bekasi, pengamat sosial dari Universitas Islam 45 Bekasi, Hamluddin mengatakan, akar masalahnya terletak pada kurangnya ruang publik untuk pelajar menyalurkan aktualisasi diri.

Baca Juga:Viral Remaja Tawuran Injak Ibu yang Baru Keluar dari Rumah Sakit di Cikarang, Korban Masuk Rawat Inap

Menurutnya, pelaku tawuran yang mayoritas berusia remaja, memang sedang dalam masa pencarian jati diri. Sehingga, mereka perlu ruang-ruang khusus untuk dapat menyalurkan hal tersebut.

“Sarana aktualisasi yang memang kurang. Sehingga, mereka banyak waktu yang kosong sehingga mereka terlarut dalam kegiatan negatif, kata Hamluddin, saat dihubungi SuaraBekaci.id.

Dirinya menyebut, sebetulnya beberapa waktu ke belakang di wilayah Bekasi telah ada beberapa ruang-ruang publik yang bisa dimanfaatkan untuk remaja menyalurkan aktualisasi dirinya.

Namun, kata Hamluddin hal tersebut kurang bervariasi, karena sarana yang ada itu tidak diminati oleh beberapa remaja.

Sehingga, perlu dipikirkan kembali spot-spot yang bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas remaja menyalurkan minatnya.

Baca Juga:Pengangguran Hobi Nge-Ganja, 2 Pemuda di Tambora Nyimeng Dulu Sebelum Cari Lawan Tawuran di Jalanan

“Beberapa spot pembangunan Kota dan Kabupaten Bekasi misalnya di bawah kolong fly over itu ada skate board, itu sebenarnya sarana aktualisasi,” ucapnya.

“Sayangnya memang remaja ada yang tidak minat ke sana. Remaja kan ada yang sukanya kongkow ngopi, sambil candaan tantang-tantangan. Nah Ini menjadi masalah serius yang memang perlu dipikirkan kembali solusinya,” sambung Hamluddin.

Selain sarana aktualisasi yang kurang, Hamludin menilai aksi tawuran yang terjadi secara berulang diakibatkan oleh hukum yang berlaku kurang memberikan efek jera.

Dirinya sepakat, jika tindakan preventif menjadi langkah pertama saat mengatasi aksi tawuran. Namun, menurutnya lebih dari itu perlu juga dibuatkan sanksi lebih serius untuk memberikan efek jera.

“Seharusnya memang ini dipikirkan kembali untuk kasus-kasus yang seperti ini mungkin juga perlu pendekatan sanksi yang lebih optimal, sehingga menimbulkan efek yang serius,” ujarnya.

Permasalahan tawuran, kata Hamluddin, harus diatasi secara bersama-sama, baik dari keluarga, lingkungan sekitar, sekolah, aparat keamanan, sampai ke tingkat pemerintah.

“Ini perlu keseriusan karena ketika dampak negatif ini seolah sudah menjadi budaya, maka perlu usaha yang cukup keras untuk menghilangkan budaya ini,” tandasnya.

Kontributor: Mae Harsa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini