SuaraBekaci.id - Pasangan suami istri Sonder Simbolon (72) dan Tiurmaida (65) tewas ditabrak lari anggota TNI di Jalan Raya Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Kota Bekasi, Kamis (4/5). Di mata sang anak, orang tuanya adalah sosok yang perhatian.
Anak sulung korban, Rendra Falentino Simbolon (42) dengan tegar menceritakan bahwa sang ayah dan ibunya merupakan sosok orang tua yang penuh perhatian, bahkan saat ia dan keempat saudara kandungnya sudah berkeluarga.
“(Korban) benar-benar memikirkan segala sesuatu tentang anak-anaknya bahkan disaat kami sudah menikah sekalipun orang tua kami ini, gak segan-segan menanyakan ada keperluan apa, kebutuhan apa, jadi selalu memperhatikan apa yang bisa mereka lakukan untuk anak-anaknya.,” kata Rendra, Senin (8/5).
Dia menceritakan, meski korban dengan lima anaknya terpisah jarak karena sudah tak tinggal bersama lagi, namun kehangatan dalam keluarga tidaklah sirna.
Baca Juga:Keluarga Pasutri di Bekasi yang Jadi Korban Tabrak Lari Anggota TNI Belum Diperbolehkan Lihat CCTV
“Dan kami cukup intens ketemu ya walaupun rumah kami terpisah tapi paling tiap dua minggu sekali kami datang,” tuturnya.
Kenangan dengan almarhum begitu banyak, hingga sulit bagi Rendra menyebutkan satu persatu kenangan itu. Namun ia selalu ingat, mendiang Sonder Simbolon dan Tiurmaida semasa hidupnya kerap berpesan untuk selalu menjaga kerukunan dalam keluarga.
“Karena mungkin bapak dan ibu sudah sepuh, mereka sering berpesan kepada anak-anak supaya nanti ketika bapak dan mama sudah gaada, kita diminta harus rukun, jangan ribut, menjaga hubungan persaudaraan dengan baik, itu yang sering diucapkan (korban),” ujar Rendra.
Korban Sosok Panutan dan Junjung Budaya Batak
Kesan lain diungkapkan kerabat korban, Saor Siringoringo (60) yang mengungkapkan bahwa almarhum merupakan sosok panutan di mata keluarga.
Baca Juga:Terjerat Kasus Penipuan MiChat Hingga Tabrak Lari, Pemeran Ikal Laskar Pelangi Ditangkap Polisi
“Kalau bagi ini (keluarga) sangat panutan (korban), karena peduli terhadap keluarga,” ungkapnya.
Tak hanya peduli dengan keluarga, almarhum juga dikenang sebagai orang yang sederhana dan sangat menjunjung nilai budaya suku Batak.
“(Korban) peduli terhadap adat batak, dan orangnya sederhana dari sisi keluarga,” tutupnya.
Sebelumnya, peristiwa tabrak lari yang menewaskan pasangan suami istri berinisial SS (72), TI (65) terjadi di Jalan Raya Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Kota Bekasi, Kamis (4/5) pagi.
Salah satu warga sekitar, Sofyan (30) mengatakan peristiwa tabrakan tersebut diduga terjadi secara berlawanan arah.
“Ada mobil dari arah Pasar Kecapi menuju ke arah Cibubur, kemungkinannya itu ada motor dari arah Cibubur juga, jadi berhadapan lah gitu,” kata Sofyan.
Akibatnya, salah satu korban Tiurmaida (65) terpental sejauh kurang lebih 2 meter, melewati batas pagar sebuah kantor di sekitar kejadian.
“Jadi saking kencengnya motor korban itu sampai rusak. Penumpangnya dua orang, laki-laki dan perempuan, yang pengendaranya laki-laki langsung tergeletak di depan pagar itu sementara yang perempuan terpental,” tutur Sofyan.
Pasangan lansia tersebut seketika meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP).
Kontributor: Mae Harsa