"Untuk beli semennya itu pagi harinya, Senin jam 07.55 pagi terekam di CCTV dia ada aktivitas material masuk kerumahnya," kata Purwono.
Sementara itu, Purwo mengungkap sebelum terduga pelaku membeli bahan bangun, dua orang korban masuk kedalam rumah kontrakan tersebut.
Para korban lebih dahulu masuk ke rumah kontrakan tersebut, pada Minggu, (26/02) sore sekitar pukul 17.02 WIB dilihat dari CCTV.
"Ada ibu dua orang masuk sini kita check CCTV lingkungan, Rekaman kelihatan hari minggu 26 Februari masuk ke TKP jam 17.02 WIB," katanya.
Baca Juga:Heboh Penemuan Dua Mayat Dicor Semen di Bekasi, Lanjutan Kasus Aki Wowon?
Apa Motif Terduga Pelaku?
Sampai saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus ini. Publik dan keluarga korban masih menunggu hasil penyelidikan polisi, utamanya motif pelaku melakukan perbuatan keji tersebut.
"Kita masih melakukan penyelidikan, pendalaman, kita proses lidik, sidik, nanti siapa pelakunya akan kita dapatkan. Apa motifnya masih dalam proses penyelidikan," ujar Kombes Hengki.
Soal apakah motif perbuatan keji terduga pelaku lantaran masalah utang piutang, Kombes Hengki menyebut masih belum bisa memastikan.
"Masih didalami, kita masih mintai keterangan baik terhadap keluarga korban ataupun keluarga yang lain, termasuk pemilik rumah kontrakan," ungkap Hengki.
Baca Juga:Kasus Mayat Dicor di Bekasi: Beredar CCTV Diduga Korban Masuk Rumah di Hari Nahas
Sementara itu, terduga pelaku dengan inisial P disebut oleh Kombes Hengki bekerja sebagai buruh karyawan toko material.
Tetangga terduga pelaku, Paijo (70) mengungkap peringai terduga pelaku berinisial P yang juga tinggal di rumah kontrakan tersebut.
Paijo menceritakan bahwa terduga pelaku inisial P, dikenalnya sebagai sosok yang baik dan sering ditemui saat ibadah di masjid.
"Baik, kadang-kadang sholat di sini (masjid sekitar tkp)," ujar Paijo.
Dirinya mengatakan bahwa terduga pelaku inisial P, sering kali menyapa warga jika ditemui. Hal tersebut yang membuat warga kaget karena ditemukan dua orang korban yang diduga dibunuh oleh P.
"Ngobrol, kalau ketemu nanya, menyapa," kata Paijo.