Pondasi yang ia bangun untuk tim Maroko ialah soal strategi permainan. Maroko di bawah kepelatihan Walid mengusung formasi 4-2-3-1.
Ide permainannya ialah bertahan dan menguasai bola dengan skema serangan lewat umpan crossing, manfaatkan kecepatan pemain sayap. Walid tegaskan formasi 4-2-3-1 selalu fleksibel di setiap pertandingan.
Kunci serangan Maroko tidak hanya di barisan tengah namun juga dari belakang, sektor kiper. Walid mengkonsolidasikan skema menyerang di mulai dari Yassine Bounou, si penjaga gawang, dua pemain full back, Achraf Hakimi dan Noussair Mazraoui.
Tak ketinggalan kapten Romain Saiss, bertugas mengontrol permainan dari sektor belakang. Diakui oleh Walid, metode kepelatihannya sangat dipengaruhi oleh pelatih asal Prancis, Rudi Garcia.
Baca Juga:Bikin Terenyuh, Pemain Muslim Maroko Muliakan Ibunya hingga Ajak Rayakan Kemenangan di Lapangan
"Tidak ada yang baru sebenarnya dalam pekerjaan ini (pelatih), ini hanya mereproduksi apa yang dilakukan pelatih sebelumnya, dengan tambahkan sentuhan pribadi," ucapnya seperti dilansir dari Espn
"Saya pergi menemui Rudi Garcia ketika dia melatih AS Roma, untuk mengamati bagaimana dia bekerja secara teknis. Saya juga terinspirasi dengan (Rolland) Courbis," tambahnya.
Torehan yang diukir oleh Walid bersama Maroko tentu saja jadi inspirasi bagi banyak pelatih dan tim nasional, tak terkecuali timnas Indonesia bersama Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia harus berkaca pada Walid Regragui dan Maroko. Shin sudah melatih Timnas Indonesi hampir 4 tahun.
Tahun ini resmi empat tahun Shin Tae-yong melatih timnas Indonesia. Tepatnya, 28 Desember 2019, PSSI memperkenalkan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia di Stadion Pakansari, Bogor.
Baca Juga:Tite Mundur dari Brazil. Neymar Masih Pikir-Pikir
Rumornya pihak PSSI akan memperpanjang kontrak Shin Tae-yong. Kontrak dari Shin Tae-yong itu sendiri akan berakhir usai Piala Dunia U-20 2023 yang berlangsung di Indonesia.