Seperti yang disampaikan oleh Wakil Dewan Pers Indonesia, Agung Darmajaya pada hari pertama Local Media Summit 2022, bahwa pada era digital media saat ini banyaknya media jika tidak dikemas dengan baik hanya menambah sampah.
"Tapi kadang kita lupa media tumbuh berkembang banyak, tapi jadi sampah," ungkapnya.
Salah satu yang membuat media yang menjamur ini menjadi sampah ialah perannya untuk tidak membuat konten hoax.
Menurut Septiaji Eka Nugraha dari Mafindo mengatakan, bahwa saat ini hoaks di Indonesia memang sudah merabak sejak lama, apalagi semakin banyaknya akun media sosial yang menyebarkan informasi hoaks.
Baca Juga:Koperasi Media Sebagai Solusi Alternatif Kolaborasi Konten Kreator dengan Media di Masa Depan
Menurut Septiaji, ada tiga besar hoaks di Indonesia ini adalah, Soal Pemilu, Hoaks Delegitimasi Pemilu
Mencetak Election Deniers, beberapa Tagar Election Deniers seperti merujuk ke gerakan kecurangan
Pilpres 2019.
Untuk meminimalisir atau menangkal hoaks ini harus ada penangkalnya, mitigasinya, dan pengorganisasian, dengan cara Prebunking yakni melawan hoaks sebelum itu muncul, berdasarkan teori inokulasi (ilmu psikologi), yang mirip dengan imunisasi terhadap sebuah penyakit.
Sementara itu di workshop keenam dengan tema hyperlocal strategy for local media, Muhammad Zuhri Pemred Batamnews menjelaskan bahwa membangun media lokal yang paling utama ialah mempunyai visi dan misi. Dari visi dan misi ini pemimpin media bisa membangun mimpi, apa yang mau dicapai.
“Visi dan misi ini yang menjalankan semuanya. Harus dituangkan ke karyawan yang ada di media lokal. Disampaikan di ruang kerja redaksi, ruang marketing ke tataran paling bawah seperti cleaning service,” jelas Zuhri.
Terpenting bagi media lokal kata Zuhri untuk bisa mendapatkan investor ialah membangun kepercayaan. Ini menjadi penting dengan tidak asal main comot investor.
Baca Juga:Acara Pamungkas Local Media Summit 2022: Bicara Peluang dan Tantangan Media Lokal
“Di Batam, tidak semua orang yang punya uang itu tertarik pada media. Yang pertama harus kita lakukan adalah membuat branding di media kita. Produk harus bagus, artinya konten yang dihasilkan harus berkualitas,” jelas Zuhri.