Solusi Konkret Masalah Tawuran
Terkait masalah tawuran yang kerap muncul meski sudah ada penindakan dari aparat kepolisian, harus ada solusi konkret dari semua pihak.
Penangkapan para pelaku tawuran tersebut akan jadi sia-sia jika tak ada upaya memutus mata rantai aksi tawuran pelajar.
Muncul gagasan untuk kemudian menjadikan keenam pelajar ini sebagai duta anti tawuran. Gagasan ini diungkap Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Hengki.
Baca Juga:Tawuran SMKN 2 Pandeglang dan SMK Walisongo Dipicu Alumni, Dua Orang Ditetapkan Tersangka
Kombes Hengki berpendapat bahwa hukum tidak hanya bicara soal memenjarakan seseorang. Harus ada upaya dan langkah nyata dari penegak hukum untuk melakukan pembinaan, tentunya dengan harapan agar kasus sama tidak terulang.
"Kenapa saya punya keinginan dia menjadi duta? karena dia sudah mengalami sendiri, dia punya pemikiran sendiri apa yang dia rasakan, kenapa dia mau begitu, kan dia ingin eksis, ingin diakui orang yang kuat yang menurut dia itu benar, padahal itu keliru," ucap Kombes Hengki.
Tak hanya gagasan untuk menjadikan pelaku tawuran sebagai duta anti tawuran, Polres Metro Bekasi Kota kemudian membuat program 'Police Goes to School'.
Program ini menyasar para pelajar di Kota Bekasi untuk mendapat edukasi soal bahaya tawuran. Sekolah kedua yang mendapat kesempatan untuk program ini ialah SMKN 9 Kota Bekasi, salah satu siswa sekolah ini terlibat dalam aksi tawuran yang viral itu.
Selain itu yang tidak kalah penting ialah peran dari orang tua dan pihak terkait seperti pemerintah kota. Energi besar para remaja bisa diatasi dengan memberikan ruang untuk mereka berekspresi.
Baca Juga:Viral Video Aksi Brutal Tawuran di Babelan Bekasi, Lima Orang Berhasil Ditangkap
Sayangnya, salah satu ruang terbuka yang bisa menjadi penyalur energi besar remaja di Bekasi seperti Gedung Creative Center justru belum dioptimalkan.