Relawan yang Bantu Korban Peristiwa di Stadion Kanjuruhan Mengalami Trauma Psikis

Trauma psikis yang mereka rasakan seperti terbayang-bayang terus pada kejadian Sabtu malam.

Siswanto
Kamis, 06 Oktober 2022 | 17:38 WIB
Relawan yang Bantu Korban Peristiwa di Stadion Kanjuruhan Mengalami Trauma Psikis
Doa bersama di Gate 13 Stadion Kanjuruhan Malang setiap malam [Foto: Beritajatim]

SuaraBekaci.id - Sejumlah relawan yang membantu menangani suporter korban peristiwa di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, membutuhkan bantuan penanganan trauma psikis.

Trauma psikis yang mereka rasakan seperti terbayang-bayang terus pada kejadian Sabtu malam. 

Peristiwa yang terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya mengakibatkan 131 orang meninggal dunia dan lebih dari 300 orang luka-luka. 

“Bisa kita bayangkan relawan itu sudah trauma akibat kejadian kemarin, apalagi korban yang mengalami kejadian itu. Tentunya ini harus dilakukan penanganan dengan cepat dan segera,” ujar perwakilan Aremania Menggugat Sudarno dalam laporan Beritajatim, Kamis (6/10/2022).

Baca Juga:Tersangka Tragedi Kanjuruhan Malang Segera Diumumkan

Sudarno menyebutkan dua cara penanganan trauma yang dialami relawan.

“Bisa dengan kami yang melakukan kunjungan langsung ke rumah-rumah (home visit) atau jika memungkinkan korban atau relawan datang langsung ke psikolog yang sudah disediakan tempat untuk konsultasinya,” kata dia.

Sudarno menyebut lima relawan yang telah melapor mengalami trauma dan kemungkinan masih banyak yang belum melapor.

“Relawan yang membantu pengangkutan jenazah saat kejadian itu mengalami trauma psikis. Namun, karena selama ini kita tidak memiliki psikolog profesional, kami membuka komunikasi dengan psikolog di Universitas Muhammadiyah Malang sehingga muncullah Trauma Support Mobility ini,” kata dia.

Sudarno berharap Trauma Support Mobility dapat menjadi solusi bagi relawan maupun korban peristiwa di Stadion Kanjuruhan.

Baca Juga:12 Nama Orang yang Sudah Dihukum Akibat Tragedi Kanjuruhan, Tapi Bukan Pidana

“Para relawan itu juga perlu mendapat penangan psikologi agar bisa pulih untuk melakukan aktivitas seperti semula,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini