Malam Berdarah 1 Oktober 1965: Kesaksian Mantan Perwira AURI

Heru Atmodjo memiliki pandangan lain soal fakta sejarah peristiwa 1 Oktober 1965.

Galih Prasetyo
Jum'at, 30 September 2022 | 13:04 WIB
Malam Berdarah 1 Oktober 1965: Kesaksian Mantan Perwira AURI
Heru Atmodjo, perwira AURI yang menjadi salah satu saksi sejarah peristiwa G30S (Istimewa)

Nah, fakta ini yang kemudian membuat AURI di-cap terlibat dalam perisiwa 1 Oktober 1965. Padahal kata Heru, tempat berlatihnya para anggota baru AURI itu di Kebon Karet, yang jaraknya cukup jauh dengan lokasi Lubang Buaya.

Namun Heru tak menampik soal para sukarelawan yang berada di Kebon Karet ini mayoritas berasal dari sejumlah underbouw PKI.

"Memang diakui bahwa mereka yang tergabung di dalam pelatihan ini sebagian besar terdiri dari mereka yang beraliran Komunis seperti Pemuda Rakjat, Sobsi, Gerwani, dll. Namun bukan berarti golongan nasionalis dan agama tidak ada. Mereka diwakili oleh Perti, Pemuda Marhean, GMNI namun memang jumlah mereka tidak terlalu banyak," jelasnya.

Dijelaskan oleh Heru, tempat pelatihan untuk calon AURI ini kemudian mendapat stigma buruk. Maka pada 26 Juli 1965 kata Heru tempat tersebut ditutup.

Baca Juga:Heboh PKI Siapkan Dana Rp 5 Triliun untuk Presiden Jokowi 3 Periode, Begini Faktanya

"Walaupun telah dibubarkan, sukarelawan-sukarelawan ini masih berlatih dan menetap di sekitar Pondok Karet karena memang sebagian besar sukarelawan ini berdomisili di sekitar Pondok Karet. Mereka kemudian dimanfaatkan oleh para perwira-perwira muda progresif untuk membantunya menculik para jenderal-jenderal,"

Terkait namanya yang masuk dalam Dewan Revolusi, Heru Atmodjo menegaskan bahwa ia sendiri tak pernah mengetahui hal tersebut. Dirinya mengakui sebagai salah satu perwira Intelejen, ia memang mendapat perintah dari KASAU Omar Dhani untuk mencari tahu mengenai peristiwa tersebut kepada Brigjen Supardjo.

"Namun, nama saya malah dikaitkan dengan Dewan Revolusi sehari setelah penculikan para jenderal di bawah pimpinan Letkol Untung dan wakilnya Brigjen Supardjo. Saya sendiri di hukum selama 15 tahun. Dua tahun di Ciamis bersama dengan anggota Politbiro CC PKI Sudisman. Tanpa satu hari pun saya mengurangi hukuman tersebut," jelasnya.

Letkol Heru Atmodjo menghembuskan nafas terakhirnya pada 29 Januari 2011. Jabatan terakhirnya di AURI ialah Wakil Direktur Intelegen Angkatan Udara Indonesia. Petikan wawancara di atas dilakukan pada 29 September 2009. 

Proses pemakaman Heru Atmodjo sempat menjadi kontoversial. Peraih Bintang Gerilya sempat dimakamkan di TMP Kalibata namun dibongkar pada 25 Maret 2011. Kini Heru Atmodjo dimakamkan di Bangil, Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Juga:Profil Ade Irma Suryani, Putri Jenderal Nasution, Jadi Korban Peristiwa G30S PKI 1965

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini