“Artinya apapun yang bisa menjadi representasi kota yang kemudian membuat anak-anak tersebut ingin menjadi bagian dari representasi kota itu pasti akan dilakukan oleh anak-anak tersebut, dan kecenderungan remaja di seluruh dunia ini sebuah fenomena alamiah, bahwa mereka selalu ingin menjadi bagian dari suatu pola yang besar. Artinya mereka tidak ingin menjadi orang yang tertinggal.”
Nah dalam hal ini, kata Devie, ketika lagi-lagi konten-konten yang ada itu mewakili kondisi atau dominasi dari konten-konten kota, maka tidak heran ketika mereka bisa mengakses kota dengan cara yang mudah dan murah.
“Seperti yang ditunjukkan dalam video-video tersebut. Ini tentu akan diburu oleh mereka untuk membuat mereka merasa menjadi remaja yang sudah berarti. Karena sudah menjadi bagian dari fenomena global, fenomena nasional yang mereka lihat dan mereka tonton di ruang digital,” pungkasnya.