SuaraBekaci.id - Terkadang hujan turun lebat disertai angin kencang dan petir bisa menjadi anugerah atau bencana alam . Anugerah karena bisa membuat tumbuhan subur dan hewan dapat cukup minum.
Namun, karena kesalahan manusia seperti membuang sampah sembarangan, saluran air yang mampet, membangun di lahan serapan air, bangunan di daerah rawan longsor hujan yang deras akhirnya mengakibatkan banjir atau bencana lainnya.
Untuk itu saat turun hujan deras, sebaiknya memanjatkan doa agar terlindung dari bencana.
Berikut ini adalah kumpulan doa-doa saat hujan deras dan minta agar selalu dilindungi dari bencana.
Baca Juga:Doa Setelah Hujan Berhenti Menurut Sabda Rasulullah SAW
Bacaan Doa Saat Hujan Deras
“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari”
Artinya: Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan. (HR. Bukhari no. 1014 dan Muslim no. 897)
Doa Saat Hujan Deras disertai Angin Kencang
“Allahumma innii as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih. Wa-a'uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih”
Baca Juga:Doa Saat Hujan Deras untuk Memohon Agar Tidak Terjadi Bencana
Artinya: Ya Allah, saya memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang Engkau kirim bersamanya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan angin ini, kejahatan yang ada di dalamnya, dan kejahatan yang Engkau kirim bersamanya. (HR. Muslim)
“Subhaanalladzii yusabbihur ro'du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatih.”
Artinya: Maha Suci Allah yang dengan memuji-Nya bertasbihlah halilintar dan para malaikat karena takut kepada-Nya.
"Muthirnaa bifadhlillahi wa rahmatihi."
Artinya: Diturunkan kepada kami hujan berkat anugerah Allah dan rahmat-Nya. (HR Bukhari)
Itulah bacaan doa saat hujan deras untuk memohon agar tidak terjadi bencana yang dapat kita panjatkan.
Kontributor: Muhammad Zuhdi Hidayat