Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa
Bait di atas merupakan kutipan dalam Kitab Kakawin Sutasoma tepatnya pada pupuh 139 bait 5. Kata-kata tersebutlah yang juga digunakan oleh pendiri bangs akita dalam merumuskan semboyan negara yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika.
Bait tersebut menceritakan bahwa perbedaan yang terjadi antara Buddha dan Siwa bukanlah sebuah halangan untuk tetap saling mengasihi. Sedangkan kebenaran Buddha dan Siwa adalah tunggal.
Maka jika diartikan secara setiap kata akan muncul makna "Bhinneka" yang bermakna ragam dan ika bermakna satu, kemudian jika digabungkan akan muncul makna meskipun berbeda-beda namun tetap satu.
Baca Juga:HUT ke-63, Ini Sejarah Lahirnya Provinsi Bali
Demikian adalah ulasan tentang sejarah dan makna yang terkandung di dalam kita Sutasoma, semoga bermanfaat.
(Dhea Alif Fatikha)