SuaraBekaci.id - Pasien COVID-19 di RSUD Bekasi membludak. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi mendirikan tenda darurat.
Direktur Utama RSUD dr Chasbullah Abdul Madjid Kusnanto Saidi mengatakan, pemasangan tenda darurat ini dikarenakan lonjakan Pasien Covid 19.
"Iya kan terjadi penumpukan lonjakan pengunjung pasien karena Covid-19. Supaya pelayanan tetap berjalan dan bisa menampung lebih banyak, kita buat tenda triase ya di depan IGD," jelasnya, Selasa (22/6/2021).
Dia menjelaskan, tenda ini diperuntukan untuk pasien yang sedang menunggu hasil PCR-nya keluar.
Baca Juga:Wasapada Lur! 35 Persen Pasien Meninggal Karena Covid-19 di Klaten Bukan Komorbid
"Jadi tenda itu adalah SOP pemeriksaan awal pasien masuk nanti diskrining, yang belum tes-PCR di-PCR sambil menunggu hasil," katanya.
Pembuatan tenda ini juga didirikan agar pasien yang datang ke RSUD Bekasi merasa nyaman dan tidak menumpuk di dalam IGD.
"Ya kan sudah lihat sendiri di dalam IGD sudah begitu penuh. Pasti tidak semua nyaman. Bukan hanya pasien, tapi juga petugas juga sudah kewalahan," jelasnya.
Dia juga menyampaikan, berdirinya dua tenda ini dapat menampung puluhan pasien disertakan dengan tail bad.
"Tadi barusan laporan sekitar 20 bed lah bisa menampung, harapannya sih 30 Cuma tadi belum masuk ya tendanya, menutup jalan yang lain," jelasnya.
Baca Juga:Kasus Covid-19 Anak Melonjak, Banyak Faskes dan Nakes Belum Siap?
Puluhan Jasad Tiap Hari Dikubur
Warga Bekasi meninggal positif COVID-19 melonjak. Saban hari puluhan jasad dikubur hingga, Selasa (22/6/2021).
Hari ini terdapat puluhan warga yang meninggal karena Covid 19 dan di makamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Padurenan, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi.
Kepala Bidang Pemakaman Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi Yayan Sopian mengatakan bisanya yang dimakamkan sebanyak 10 jenazah.
"Sekarang saja (Selasa, 22/6/2021) ada 21 jenazah, biasanya 10 jenazah sshari-harinya,” katanya.
Dia juga menjelaskan, bahwa ada warga yang meminta untuk memakamkan anggota keluarganya sendiri.
“Tapi ada warga yang meminta dimakamkan sendiri karena hasil tes swabnya pada jenazah itu belum keluar,” katanya.
Untuk mempercepat pemakaman, lanjut Yayan, pihaknya sudah menambahkan petugas pemakaman menjadi 30 orang.
“Kalau awalnya kan hanya delapan petugas tapi sekarang sudah ditambah menjadi 30 petugas, karena petugas kami kewalahan untuk melayani pemakaman disini,” jelasnya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menolak arahan pemerintah pusat untuk memberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB), karena tidak memiliki anggaran yang cukup.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melakukan peninjauan penanganan ruang isolasi di RSUD Sayang Cianjur, Selasa 22 Juni 2021.
“Kami sudah tidak punya banyak anggaran jika harus melaksanakan kembali PSBB dengan subsidi kepada masyarakat,” tegas Ridwan Kamil saat jumpa pers di RSUD Sayang Cianjur.
Ridwan Kamil mengatakan, Pemprov Jabar sudah mengeluarkan anggaran cukup besar untuk pengadaan masker dan APD.
“Jika kebijakan PSBB diterapkan, diperlukan anggaran yang tidak sedikit untuk menyubsidi warga yang terdampak dari penerapan kebijakan tersebut,” katanya.
Mengenai besaran anggaran untuk membeli masker dan APD, Ridwan Kamil mengaku lupa jumlahnya. “Saya nggak hafal, tidak semua Gubernur hafal. Hampunteun (maaf),” tandasnya.
Kontributor : Imam Faisal