SuaraBekaci.id - Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun membahas soal isu presiden 3 periode yang menyasar ke Presiden Jokowi. Meski Jokowi sudah membantah ingin jadi presiden lagi di 2024. Cak Nun bahkan mengatakan manusia lebih berkuasa dari Tuhan di Indonesia.
Meski begitu, Cak Nun menilai Jokowi layat jadi presiden lagi. Namun itu harus lewat kesepakatan.
Jika kesepakatan terjadi, bahkan Jokowi bisa jadi presiden 5 periode, bahkan sampai seumur hidup.
"Kalau memang itu dinilai dan disepakati itu yang terbaik ,jangan hanya tiga periode, lima periode. ya seumur hidup," ujar Cak Nun melalui YouTube CakNun.com berjudul "Presiden Seumur Hidup: Cak Nun".
Baca Juga:Jokowi Ingatkan Para Bupati: APBN dan APBD Terbatas, Jangan Diecer-ecer
Kata Cak Nun jika Indonesia mau mencontoh Swiss yang presidennya digilir setiap tahun pun tidak masalah.
"Kalau mau seperti Swiss, punya lima presiden yang digilir setiap tahun. itu juga tidak buruk," katanya.
Ketika Jokowi bilang jangan menjerumuskan atau menjilat-jilat dirinya dengan wacana tiga periode, bagi Cak Nun itu adalah bentuk kewaspadaan Jokowi.
Jokowi menjawab seperti itu kata Cak Nun tidak hanya kewaspadaan dirinya tapi juga sebagai diri bangsa Indonesia.
Hal itu menurut Cak Nun adalah bentuk pengayoman.
Baca Juga:Sebut Covid Melonjak Lagi di Eropa, Jokowi: Kita Alhamdulilah Sudah Turun
"Anda harus cerdas orang sekualitas Pak Jokowi mana bisa dijerumuskan, orang yang kepribadiannya matang seperti pak Jokowi ga mungkin dijilat-jilat," papar Cak Nun.
"Jadi simbah setuju Jokowi 3 periode atau seumur hidup?" tanya pewawancara di YouTube CakNun.com.
"Lha yang nanya ini siapa. Indonesia tak pernah tanya sama saya kok. Kalo yang nanya Indonesia bisa saya jawab, tapi kalo anda, kamu, anak-anakkku yang nanya, lha emang jawaban ku akan berakibat apa? Kan juga tidak didengarkan siapapun juga. Jadi tidak penting saya setuju tidak setuju Jokowi 5 periode, 3 periode. seumur hidup. Yang penting Jokowi dan rakyat Indonesia. Saya kan bukan bagian signifikan disitu," terangnya panjang lebar.
"Apakah pengangkatan presiden seumur hidup tidak melanggar UUD 45 atau konstitusi nasional kita?" tanya pewawancara.
Menurut Cak Nun, UUD 45 bukan Al Quran ciptaan Tuhan, konstitusi uga bukan hadis syariat Islam yang berasal dari Allah dan Rasulullah.
"UUD 45, konstitusi dan peraturan apapun bikinan manusia. jadi manusia berhak, boleh dan kapan saja mengubahnya, Menambah, mengurangi, menggeser, mencabut, atau bikin baru boleh-boleh saja. Terserah manusia, karena manusia lebih berkuasa dari Tuhan di Indonesia," sindir Cak Nun.
"Jadi wacana presiden tiga periode atau seumur hidup itu tidak aneh dan rasional saja?" tulis si pewawancara.
"Normal-normal saja kalo memang manusia se Indonesia menemukan, menilai dan menyepakati bahwa presiden seumur hidup tepat untuk dinisbahkan ke Pak Jokowi, itu malah wajib sifatnya secara kemanusiaan bukan wajib secara Allah. Jadi itu paralel dengan beras seumur hidup, Pancasila seumur hidup," kata Cak Nun.