SuaraBekaci.id - Sebanyak 4 desa di Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi terdampak peristiwa tanggul Sungai Citarum jebol pada Minggu (21/2/2021) pukul 01.00 WIB. Empat desa terdampak tersebut yakni Desa Sumberurip, Desa Bantasari, Desa Karangsegar dan Desa Sukaurip.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, pihaknya mendapatkan data wilayah terdampak dari BPBD Kabupaten Bekasi.
"Keempat desa berada di Kecamatan Pebayuran. Banjir mengakibatkan 5 unit rumah hanyut. Petugas BPBD Kabupaten Bekasi melaporkan tinggi muka air antara 100 hingga 250 cm," kata Raditya Jati melalui keteragan tertulis kepada SuaraBekaci.id.
Raditya Jati menyatakan, BPBD Kabupaten Bekasi telah mengidentifikasi kebutuhan mendesak penanganan darurat. Seperti bambu, karung, mie instan, air mineral, makanan siap saji, obat-obatan, vitamin, perahu evakuasi, mesin perahu, tali tambang dan lampu tembak.
Baca Juga:Legislator Desak Pemkab Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir
Dia menambahkan, pihaknya juga melakukan pemantauan terkait dengan perisitwa banjir di Kabupaten Karawang. Berdasarkan pantauan Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB, kata dia, terdapat sebanyak 34 desa di 15 kecamatan terdampak banjir Kabupaten Karawang pada pada Sabtu (20/2/2021), pukul 22.00 WIB.
"Banjir disebabkan antara lain akibat hujan intensitas tinggi dan luapan Sungai Citarum," ujarnya.
Menurutnya, sebanyak 15 kecamatan terdampak yaitu Kecamatan Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Tirtajaya, Pedes, Cikampek, Purwasari, Ciampel, Pangkalan, Klari, Tempuran, Tirtamulya, Jatisari, Rawamerta, Karawang Barat dan Cilamaya Wetan.
"Warga terdampak mencapai 9.331 KK atau 28.329 jiwa, sedangkan 1.075 KK atau 4.184 jiwa mengungsi. Banjir mengakibatkan 8.539 unit rumah terendam dan sejumlah infrastruktur terdampak. Petugas di lapangan masih terus melakukan pendataan lanjutan," ungkapnya.
Dia mengatakan, BPBD Kabupaten Karawang bersama TNI, Polri dan organisasi perangkat daerah terkait serta sukarelawan membantu evakuasi warga di lokasi terdampak. BPBD juga mengoperasikan dapur umum untuk penyedian kebutuhan nutrisi warga terdampak.
Baca Juga:Bupati Bekasi Sebut Tujuh Kecamatan Banjir Parah Gegara Luapan Sungai
Meurutnya, tidak semua korban banjir mengungsi menuju titik pengungsian. Sebagian warga mengungsi ke rumah kerabat, masjid dan hotel.
"BNPB telah memberikan dukungan berupa pendampingan pos komando penanganan banjir, bantuan dana siap pakai sebesar Rp250 juta, masker 10.000 buah, selimut 80 buah dan lampu garam 300 buah. BNPB juga mendukung 1 perahu karet dan 10 buah pelampung yang dibutuhkan saat evakuasi warga," ungkap Raditya Jati.
Sebelumnya, Pemkab Karawang telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir terhitung 8 Februari hingga 21 Februari 2021. Dengan kondisi saat ini, pemerintah daerah akan memperpanjang hingga 14 hari ke depan.
"Kondisi terakhir terpantau banjir masih menggenangi rumah-rumah warga. Penerangan listrik PLN dan suplai air dari PDM di Kabupaten Karawang masih dalam kondisi padam. Selain itu, jumlah masyarakat terdampak, pengungsi dan pelayanan dapur umum yang dikelola secara mandiri oleh warga belum terdata semua," kata Raditya Jati.
Hari ini, Kepala BNPB Doni Monardo dijadwalkan untuk melihat kondisi dampak banjir di wilayah Karawang dan Bekasi.