SuaraBekaci.id - Warga binaan tetap dapat berjulan dari dalam Rumah Tahanan Negara (Rutan). Hal tersebut terjadi di Rutan Kelas II B Wonogiri.
Di dalam Rutan Wonogiri, sejumlah warga binaan bisa membuat makanan pizza untuk dijual.
Saat Solopos.com -- jaringan Suara.com datang ke tempat tersebut, terdapat sebuah kedai berwarna kuning yang berada di sebelah lapangan rutan.
Nama kedai tersebut yakni Wabin Bakery. Kala itu terdapat empat orang warga binaan yang sibuk mempersiapkan pizza.
Baca Juga:Dinamai Pizza Sayur Asem, Penampakan Makanan Ini Bikin Salah Fokus
Di kedai itu, pizza merupakan menu baru. Sebelumnya, kedai tersebut hanya menjual aneka roti dan donat yang juga dibuat warga binaan.
“Menu pizza ini baru ada sekitar satu bulan. Kalau roti dan donat sudah dua tahun lalu,” kata Kepala Keamanan Rutan Wonogiri, Agus Susanto, mewakili, Kepala Rutan, Daniel Kristanto, Kamis (21/1/2021).
Agus menceritakan, warga binaan berjualan pozza dari dalam rutan bermula saat terdaat salah satu pegawai di Rutan Wonogiri yang mahir membuat pizza. Kemudian, keahlian itu dibagikan kepada warga binaan yang berniat mendalami usaha kuliner.
“Meski masih proses latihan, karena baru satu bulan, rata-rata mereka sudah cukup mahir membuat,” ungkap dia.
Untuk saat ini, menurut dia, penjualan dilakukan secara online melalui aplikasi ojek online.
Baca Juga:Bak Sayur Asem, Penampakan Topping Pizza Ini Buat Publik Geleng Kepala
Selain itu, penjualan juga mengandalkan pesanan masyarakat umum yang sudah mengetahui keberadaan kedai di dalam rutan itu.
“Ke depan, kami sudah berencana membuat kedai di depan rutan untuk menjual pizza, roti dan donat. Hal itu untuk menudahkan warga membeli. Jadi tidak hanya dengan sistem online, tapi juga bisa membeli secara langsung,” ujar dia.
Agus mengatakan, dalam satu hari, pizza yang berhasil dijual sebanyak 20-30 buah. Satu box pizza diberi harga Rp25.000. Untuk roti harganya berkisar antara Rp2.500-Rp5.000 per-bungkus. Sedangkan donat, dibandrol dengan harga Rp1.000-Rp1.500 per-biji.
Berbagai varian rasa pizza ada di kedai tersebut. Saat Solopos.com, mencoba mencicipi pizza buatan warga binaan, rasanya lezat, gurih, empuk dan tidak alot. Kualitasnya tidak kalah dengan pizza yang dijual pada umumnya.
Menurut Agus, kedai pizza itu buka dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB.
“Yang belanja segala bahan atau kebutuhan pegawai sini. Tapi yang mengolah dan membuat pizza warga binaan,” kata dia.
Melihat para warga binaan semangat dalam berkreasi, Agus berharap setelah mereka bebas menjalani masa tahanan, bisa menjadi bekal mencari rezeki di rumah masing-masing.
“Ada warga binaan yang dulunya buat roti di sini. Sekarang di Yogyakarta sudah punya usaha roti juga,” kata Agus.
Selain bidang kuliner, warga binaan lain juga mempunyai kesibukan di dalam rutan. Sebagian mereka ada yang berkreativitas di bidang kerajinan, mebel, pertukangan dan lain sebagainya.