Cerita Kapten Didik Gunardi, Bungsu 4 Bersaudara yang Mandiri dan Cerdas

Kapten Didik Gunardi dikenal sebagai sosk yang cerdas dan mandiri.

Antonio Juao Silvester Bano
Senin, 11 Januari 2021 | 20:06 WIB
Cerita Kapten Didik Gunardi, Bungsu 4 Bersaudara yang Mandiri dan Cerdas
ILUSTRASI: Sriwijaya Air Boeing 737-500 at Jakarta airport (CGK) in Indonesia. ANTARA/Shutterstock/pri. (ANTARA/Shutterstock)

SuaraBekaci.id - Tim SAR Gabungan masih terus melakukan pencarian korban dan puing-puing Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontiakan yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB.

Peristiwa pesawat Sriwijaya Air jauh itu menyusakan duka mendalam. Termasuk bagi keluarga salah satu penumpang pesawat tersebut yang merupakan seorang pilot, Kapten Didik Gunardi.

Inda Gunawan, Kakak Kandung Kapten Didik Gunardi menilai adiknya yang paling bungsu dari empat bersaudara itu merupakan orang yang cerdas dan paling mandiri.

"Di mata saya pribadi dan keluarga dan di mata lingkungan itu merupakan sosok yang cerdas, bahkan kalau dibandingkan tiga saudara yang ada itu dia paling cerdas. Baik dari segi akademis maupun non akademis, dia juga orangnya mandiri ya," katanya, Senin (11/1/2021).

Baca Juga:Sosok Kapten Didik Gunardi dari Bekasi: Lolos Beasiswa Pilot di New Zealand

Kapten Didik Gunardi merupakan warga Perumahan Vida Bumipala, Kelurahan Padurenan, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi. Namanya, tercantum dalam manifes Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta pada Sabtu (9/1/2020).

Petugas menata serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Senin (11/1/2021). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]
Petugas menata serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Senin (11/1/2021). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]

Kemandirian Kapten Didik Gunard  lulus SMA tahun 1991. Lalu dia melanjutkan kuliah di salah satu kampus di Yogyakarta.

Setelah setengah tahun berkuliah, Kapten Didik Gunardi pulang ke rumah dan menyatakan hendak berhenti kuliah. Keluarganya kaget mendengar kabar tersebut.

Ternyata,  dia mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di tempat lain.

Petugas berjaga di Posko Crisis Center Sriwijaya Air SJ 182 di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (9/1/2021). [ANTARA FOTO/Fauzan]
Petugas berjaga di Posko Crisis Center Sriwijaya Air SJ 182 di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (9/1/2021). [ANTARA FOTO/Fauzan]

"Saya bilang loh kenapa keluar dari kuliah?. Katanya diterima beasiswa pilot di New Zealand. Semua kaget dan juga bangga. Dia daftar malah diterima" ujarnya.

Baca Juga:Guru Bekasi Demo, Minta KPK Usut Proyek Toilet Rp 196 Juta

Setelah lulus kuliah, Kapten Didik Gunardi kemudian bergabung dengan maskapai Merpati dan ditugaskan di Papua untuk penerbangan perintis.

Beberapa tahun kemudian, dia pun pindah untuk menerbangkan Pesawat Nam Air.

Pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian dan turut serta mendoakan untuk kebaikan bersama.

"Dari pihak keluarga juga terima kasih banget yah karena memang perhatian pemerintah sangat besar terhadap bencana pesawat yang jatuh itu," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini