SuaraBekaci.id - Peristiwa Pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021) menyisakan duka yang mendalam. Utamanya, bagi keluarga penumpang dan awak pesawat yang masih cemas menanti kabar.
Salah satunya yakni seorang wanita bernama Aldha Refa. Dia merupakan istri dari Okky Bima, Pramugara Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Okky Bima diketahui sebagai pramugara pesawat dengan pilot Kapten Afwan tersebut.
Di media sosial, beredar chat terakhir yang dibagikan Aldha Refa setelah mengetahui suaminya menjadi korban kecelakaan.
Baca Juga:Netizen Merinding Ramalan Mbak You Soal Pesawat Jatuh Terbukti Benar
Chat tersebut dibagikan oleh Aldha Refa melalui akun Instagramnya @aldharefa.
Percakapan tersebut dilakukan sebelum suaminya melakukan boarding. Selain itu, dia membagikan potretnya bersama sang suami.
"Suamiku kamu pasti bisa bertahan," tulis akun @aldharefa, dikutip Suara.com.
Dia sempat bertanya kepada sang suami soal pesawat yang delay. Namun, naasnya sang suami tidak bisa dihubungi lagi.
"Pih balas pih. Kamu pasti kuat sayang kamu bisa bertahan," tulisnya.
Baca Juga:Miris, Demi Viral Pengguna TikTok Unggah Konten Tentang Sriwijaya Air SJ182
Selanjutnya, dia meminta doa kepada masyarakat untuk suaminya yang menjadi korban kecelakaan pesawat.
"Mohon doa temen-temen semoga ada mukjizat dari Allah selamat suamiku semua tanpa kurang apapun," ujarnya.
Sontak unggahan Aldha tersebut membuat haru warganet. Tak sedikit yang memberikan doa dan dukungan kepadanya.
Pesawat Hilang Kontak
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.