Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Jum'at, 02 Agustus 2024 | 15:39 WIB
Jajanan permen semprot diduga menjadi pemicu empat orang murid SD Negeri 39 Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan, keracunan. Kabar tersebut membuat geger kalangan orang tua siswa. [Suara.com/Mae Harsa]

SuaraBekaci.id - Jajanan permen semprot diduga menjadi pemicu empat orang murid SD Negeri 39 Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan, keracunan. Kabar tersebut membuat geger kalangan orang tua siswa.

Wali murid asal Kota Bekasi, Wahyu Yulianti (40), mengaku berita terkait permen semprot yang mengakibatkan sejumlah murid kejang-kejang dan keracunan itu ramai di grup Whatsapp orang tua siswa.

“Liat korbannya banyak sampai ada yang kejang-kejang, dikirimin video di grup wali murid,” kata Wahyu saat ditemui wartawan di SDN Aren Jaya VI dan VII, Kota Bekasi, Jumat (2/8/2024).

Wahyu mengaku menjadi was-was dan menjadi lebih protektif terhadap dua anaknya yang masih duduk di bangku TK dan SD.

Baca Juga: Ngeri! Maling Motor di Bekasi Pakai Senpi hingga Tabrak Emak-emak

Jajanan permen semprot diduga menjadi pemicu empat orang murid SD Negeri 39 Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan, keracunan. Kabar tersebut membuat geger kalangan orang tua siswa. [Suara.com/Mae Harsa]

“Pas tahu beritanya langsung di larang. Karena di depan sekolahnya banyak yang jualan jajanan, takutnya ada yang jualan permen itu,” ujarnya.

Sebagai bagian dari komite sekolah, Wahyu menyebut banyak aduan keresahan orang tua terkait permen semprot itu.

Para wali murid mendesak pihak sekolah ikut terlibat dalam mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya dengan meninjau langsung para pedagang di sekolah.

“Yang terpenting di sekolahnya kita basmi tuh seperti itu jajan begitu. Pihak sekolah harus mensurvei pedagang jual enggak produk itu. Harus kerjasama juga, karena harus waspada banget,” tegasnya.

Wali murid lainnya, Khansa (40) juga ikut merasa khawatir dengan peredaran jajanan berbahaya itu.

Baca Juga: Dukung Tri Adhianto, PKB-Gerindra Ajukan Syarat Mutlak: Gak Setuju, Koalisi Bubar

Dia juga meminta pihak sekolah turut aktif memantau jajanan yang diperjual belikan di sekolah.

“Pesannya kepada sekolah harus memahami, tentang makanan yang diperbolehkan atau tidak,” ujar Khansa.

Guna meminimalisir hal serupa terjadi pada anaknya, Khansa kini mengaku lebih rajin membawakan anaknya bekal agar tidak jajan sembarangan di sekolah.

“Iya di bawaain, gak selalu jajan. Di kantin juga was-was karena kantin belum tentu aman juga,” tutupnya.

Kontributor : Mae Harsa

Load More