SuaraBekaci.id - Seorang siswi SMP berinisial FN (14) menjadi korban perundungan dan kekerasan yang dilakukan oleh temannya sendiri.
Peristiwa itu terjadi di Lapangan Poris, Jatimurni, Pondok Melati, Kota Bekasi, pada Jumat (7/6/2024).
Orang tua korban, EN (46) mengungkap perundungan dan penganiayaan bermula saat putrinya dituduh menyebarkan gosip. Gosip itu berkaitan dengan salah satu pelaku yang berjumlah 5 orang itu.
“Isunya itu, anak saya menyebarkan gosip seolah-olah si I (salah satu pelaku) ini sudah di apa-apain sama cowoknya itu,” kata EN kepada wartawan termasuk SuaraBekaci.id, Rabu (12/6/2024).
Tak terima dengan hal itu, korban kemudian dianiaya oleh rekan-rekannya. Awalnya, korban dijemput oleh seorang temannya berinisial MG dengan alasan akan diajak main.
“Sesampainya di depan komplek itu ternyata udah ditungguin sama kelompok tersebut,” ujarnya.
Di lokasi, FN mulanya diinterogasi oleh rekannya. Namun, lama kelamaan korban justru mendapat perlakuan kekerasan dari rekan-rekannya.
Parahnya, aksi penganiayaan terhadap korban juga di rekam dan disiarkan secara langsung melalui media sosial Instagram oleh salah satu pelaku.
“Terus anak saya ditampar dan semacamnya disuruh ngaku. Terus 3 orang pelaku melakukan pemukulan dan dua orang (NV dan UC) merekam juga live Instagram,” ujar EN.
Baca Juga: PKB-Gerindra Bentuk Koalisi di Pilkada Bekasi, Pengamat: Sinyal Bahaya untuk PKS
Akibat penganiayaan itu, EN mengatakan bahwa putrinya mengalami luka disejumlah bagian tubuhnya.
“Anak saya langsung divisum. Diketahui mengalami luka di bagaimana rahang sebelah kiri ada pembengkakan, pelipis kiri luka seperti sayatan. Anting hilang satu, mungkin karena tertarik-tarik. Sama tangannya juga terluka,” kata EN.
Tiga hari setelah kejadian berlangsung, EN kemudian membuat laporan polisi di Polres Metro Bekasi Kota terkait kasus perundungan dan penganiayaan yang dialami putrinya.
“Yang saya laporkan ada empat orang pelaku, satu orang tidak dilaporin karena live medsos. Semuanya masih usia pelajar,” ucapnya.
Selain membuat laporan polisi, EN juga mengatakan, bahwa dirinya telah berkoordinasi kepada Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi.
“Kalau di KPAD diharapkan anak saya dan kelurga saya bisa dalam situasi perlindungan aman,” pungkasnya.
Kontributor : Mae Harsa
Berita Terkait
-
PKB-Gerindra Bentuk Koalisi di Pilkada Bekasi, Pengamat: Sinyal Bahaya untuk PKS
-
PKB-Gerindra Bentuk Koalisi Bekasi Maju di Pilkada 2024: PAN dan Demokrat Menyusul?
-
Penjaringan Rampung, Ini 6 Bacawalkot Bekasi PKB: Ada Nama Eks Prajurit Tempur
-
Daftar Jadi Bacawalkot, Kadisdik Kota Bekasi Dipanggil Ulang Bawaslu
-
Dua Kali Diperiksa Polisi, Begini Kondisi Anak Korban Pelecehan Ibu Kandung di Bekasi
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Misteri 4 Orang Tewas di Tol Tegal: Polisi Tunggu Hasil Forensik
-
BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
-
Terbongkar! Aksi Pencurian Mobil di Kawasan Industri Cikarang Libatkan Karyawan
-
4 Orang Tewas Misterius Dalam Mobil Toyota, Identitas Korban Terungkap!
-
AgenBRILink Tingkatkan Inklusi Keuangan di Wilayah 3T, Contohnya Muhammad Yusuf di Sebatik