Bahkan tak hanya Entong Tolo, ke lima istri dan anak-anak Robin Hood asal Bekasi itu juga kerap disembunyikan warga sekitar.
“Jadi kalau dia sedang dikejar oleh tentara Belanda, dia di sembunyikan oleh penduduk,” ucapnya.
Entong Tolo Ditangkap di Depok
Entong Tolo dan anak buahnya berhasil membuat kondisi di Bekasi saat itu kacau. Membuat pemerintah Hindia Belanda dan para tuan tanah menggila keresahan.
Hingga akhirnya, sekitar tahun 1908 Entong Tolo berhasil ditangkap oleh tuan tanah di Sawangan (Depok). Ia kemudian diadili di Meester Cornelis yang sekarang dikenal Jatinegara.
Pada sidang itu pemerintah Hindia Belanda lagi-lagi tak bisa membuktikan bahwa Entong Tolo sosok perampok yang selama ini meresahkan tuan tanah.
Kendati demikian, meski secara hukum Entong Tolo tidak terbukti melakukan kejahatan, namun secara politis ia diyakini sebagai biang kerok dari kekacauan yang ada pada saat itu.
Sehingga puncaknya, sekitar tahun 1910 Entong Tolo diasingkan ke Manado, Sulawesi Utara. Keputusan itu berdasarkan Pasal 47 Regerings Reglement dimana itu merupakan hak exorbitante rechten ratu Hindia Belanda pada masa itu.
“Jadi pemerintah atau Ratu Hindia Belanda punya hak disebut exorbitante rechten artinya untuk orang-orang tidak terbukti secara hukum tapi secara politis dia terbukti melakukan kekacauan itu dikenakan hak itu dengan hukuman di buang,” jelas Ali.
Baca Juga: Barisan Wanita Pelacur dan Maling, Strategi Gila Indonesia Lemahkan Penjajah di Jogja
Selama diasingkan hidup Entong Tolo dijamin oleh pemerintah. Dia diberikan tempat tinggal, lahan yang luas untuknya berkebun dan bertani, serta uang bulanan sebesar 10 gulden untuk biaya hidupnya.
Sayangnya, setelah diasingkan kisahnya tak lagi diketahui. Ali Anwar mengatakan informasi tentang Entong Tolo simpamg siur terdengar. Ada yang menyebut jawara Bekasi itu kembali ke kampung halamannya di Pondok Gede, kemudian makamnya ditemukan di daerah Jakarta Timur.
“Saya belum ke sana (makam Entong Tolo) pengen saya ke sana pengen ziarah. Makanya saya harus membuktikan itu, jadi saya harus datang ke sana,” tandasnya.
Sebagai informasi, kisah Entong Tolo juga dimuat di beberapa buku karya Ali Anwar yang berjudul Sejarah Bekasi tahun 1992, KH Noer Alie tahun 2006, dan Revolusi Bekasi tahun 2016.
Selain itu, sejarah mengenai Entong Tolo ini juga bisa dilihat di Museum Gedung Juang, Jalan Suktan Hasanudin, Mekarsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Kontributor: Mae Harsa
Berita Terkait
-
Jelang Hari Kemerdekaan, Ini 5 Alasan Kamu Harus Mulai Nonton Film Sejarah
-
Menapaki Sejarah Pempek Palembang, Dulunya Dikenal dengan Sebutan Ini!
-
Sejarah Singkat Terbentuknya Riau, Provinsi yang Merayakan HUT ke-66
-
Barisan Wanita Pelacur dan Maling, Strategi Gila Indonesia Lemahkan Penjajah di Jogja
-
Cuma Ada di Indonesia, Asal Mula Gelar Haji Ternyata Akal-akalan Penjajah Belanda
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Bekasi Gelar Pesona Nusantara dan Galang Dana untuk Korban Bencana Sumatera
-
Transformasi BRI: 130 Tahun Berjalan, Terus Membangun Inklusi Keuangan Berkelanjutan
-
Angkutan Motor Gratis Jelang Nataru KAI, Cek Rute dan Syaratnya di Sini!
-
BRI Perkuat Tanggap Bencana Banjir Sumatra Lewat BRI Peduli
-
Terbongkar! Ini Alasan Parkir di Polda Metro Jaya Wajib Bayar