SuaraBekaci.id - Viral video yang memperlihatkan jalan harus ditutup lantaran dipasang tenda untuk hajatan. Penggunaan jalan umum untuk dijadikan lokasi hajatan sepertinya semakin sering dilakukan masyarakat, seperti yang terjadi di Kedung Waringin, Kabupaten Bekasi.
Pada video yang viral di laman sosial media, terlihat ruas jalan umum dipasangi tenda untuk acara pernikahan. Padahal, ruas jalan umum itu digunakan para warga untuk berlalu lalang.
Dalam video yang dibagikan akun Instagram @gue_cikarang itu, tenda hajatan untuk pernikahan tersebut baru selesai dipasang. Diduga baru akan digunakan pada akhir pekan nanti.
"Sejumlah Warga mengeluhkan dengan adanya Tenda Hajatan yang berada di tengah Jalan, tepatnya Jln. Kedung Waringin arah Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Jumat (04/08/2023)" tulis keterangan pada video tersebut.
Unggahan video ini pun membuat sejumlah warganet menuliskan komentarnya. Menariknya, ada juga warganet yang merasa hal itu seharusnya tidak perlu dipermasalahkan.
"Kan ada jalan utama, lgian itu jga jln udah rusak + kan itu jga ngga smpe stiap hari ini," komentar akun @hil***
"wajar lah karna karna saya juga memaklumi kita mah gk setiap hari ini," sambung akun lainnya.
"Itu mah yg julid dan yg belum pernah hajatan aja x wkwk," timpal akun @aku***
"Udah biasa mah, paling juga kalo didebatin bilangnya "ini kampung gua" . Kalo kata yang lagi viral tuh, lu punya kampung lu punya kuasa. Yang idep mah ngalah ge,"
Menyikapi fenomena ini, budayawan Bekasi, Maja Yusirwan tegas mengatakan bahwa tindakan menggelar acara personal di jalan umum jelas sangat tidak etis.
“Kan kalau orang hajatan itu sifatnya personal untuk diri sendiri. Hingga akhirnya menyusahkan banyak pihak itu adalah sebuah tindakan yang sangat tidak bijaksana,” kata Aki Maja, sapaan akrabnya kepada SuaraBekaci.id.
Ia mengaitkan dengan kondisi zaman dahulu yang memang kerap memanfaatkan jalanan-jalanan umum sebagai tempat untuk menggelar acara.
Namun, hal itu pun hanya acara-acara besar yang juga menyangkut kepentingan masyarakat luas, seperti ritual budaya.
“(Zaman dulu) ritual keagamaan atau ritual budaya itu di tengah jalan hal yang biasa. Dan orang akan maklum karena itu adalah sebuah ritual yang memang masyarakat tahu dan itu kan nggak setiap hari paling setahun satu kali,” ucapnya.
Berita Terkait
-
Bikin Heboh Tamu Kondangan, Ini 9 Potret Jirayut Manggung di Acara Hajatan
-
Lesti Kejora Pakai Sandal Belasan Juta Hadiri Hajatan, Malah Dicibir Kayak Nenek-Nenek
-
Tampil di Acara Hajatan, Penampilan Kurus Lesti Kejora Jadi Perhatian
-
Hajatan Tahun Politik, Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Melambung
-
Hajatan IPO di Indonesia Paling Semarak di Dunia, Kalahkan AS dan Hong Kong
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
RUPSLB BRI 2025 Perkuat Tata Kelola dan Fondasi Pertumbuhan
-
BRI Tebar Dividen Interim 2025 untuk Saham, Kinerja UMKM Jadi Penopang
-
Ini Tanda Galon Air Minum yang Harus Ditolak Sekarang Juga
-
BRI Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Bantuan Bencana Sumatra, Salurkan Donasi Dukung Mobilitas
-
BRI Pastikan Ketersediaan Kas dan Digital Banking Saat Nataru, Dukung Liburan Nasabah Makin Nyaman