Galih Prasetyo
Rabu, 07 Juni 2023 | 16:30 WIB
STIE Tribuana Bekasi, salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) yang izin operasional dicabut oleh Kemendikbudristek (Suara.com/Mae Harsa)

Sang ayah per bulan hanya mampu mendapatkan uang Rp1 juta, itu pun tidak pasti. Uang sekecil itu tentu tak akan mampu antarakan Bunga bisa meraih pendidikan lebih tinggi.

“Bayangan orang kampung itu kuliah itu mahal, pada nyatanya STIE Tribuana memberikan beasiswa jadi aku masuk ke STIE Tribuana,” tambahnya.

Meski tak mampu secara biaya, ia bertekad memantapkan diri secara fisik dan mental bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan.

Dengan nada bergetar, Bunga menceritakan bahwa saat pertama kali mengetahui ia bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Orang tuanya begitu bangga anaknya bisa berkuliah.

Alhamdulillah, orang melihat keluargaku sudah tidak dipandang sebelah mata, bahwasanya anak terlahir dari seorang buruh bisa meneruskan pendidikan,”

Hari demi hari perjalanan kuliah ia lalui tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Meski harus diakui, selama 8 semester duduk di bangku kuliah, dirinya menyadari bahwa ada haknya sebagai penerima beasiswa telah dirampas oleh pihak kampus.

“Di STIE Tribuana tidak terpenuhi hak yang diberikan oleh pemerintah, karena kita diam dan tidak hiraukan, ya kami nenjalankan secara normal saja kuliah menjalankan prosedur,” cerita Bunga.

Sekitar bulan Februari 2023 Bunga menjalani sidang skripsi, dan hasilnya ia dinyatakan lulus. Pada saat itu, dirinya hanya tinggal menunggu ijazah dan wisuda di bulan Mei 2023.

Sampai memasuki bulai Mei 2023, kabar baik belum terdengar. Alih-alih diberikan kepastian untuk wisuda,

Baca Juga: Kampus Ditutup, Ribuan Mahasiswa STIE Tribuana Bekasi Lontang Lantung, Kemendikbudristek Buka Suara

Bunga dan teman-temanya malah dikejutkan oleh kabar bahwa Kemendikbudristek telah mencabut izin operasional STIE Tribuana.

Kemudian yang lebih mengejutkan, penyelewengan hak mahasiswa penerima beasiswa yang selama ini dihiraukan oleh Bunga dan teman-temannya justru membawa petaka untuk mereka. Sebab, hal itu yang menjadi salah satu indikator kampusnya ditutup.

Bunga mengaku kabar ditutupnya STIE Tribuana membuat ia dan teman-temannya hancur. Mereka khawatir waktu yang dihabiskan selama bertahun-tahun seakan sia-sia. Sebab, ijazah yang ditungu-tunggu belum juga terbit.

Bunga dan teman-temannya telah melakukan komunikasi ke pihak kampus, namun pihak STIE Tribuana malah meminta mahasiswa untuk bersabar dalam menunggu kepastian.

Menyoroti nasib ribuan mahasiswa STIE Tribuana Bekasi, Direktur Ditjen Diktiristek Kemendikbud, Lukman mengatakan mahasiswa yang menjadi korban tutupnya kampus akan menghadapi dua kemungkinan.

Pertama, mahasiswa dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi lain, dengan catatan pembelajaran yang telah ditempuh sesuai dengan ketentuan perguruan tinggi.

Load More