Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Senin, 14 November 2022 | 05:50 WIB
Suasana rumah Rudyanto (71) yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya di perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022). [Suara.com/Faqih Fathurrahman]

SuaraBekaci.id - Publik dibuat geger dengan kasus temuan satu keluarga yang tewas di perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.

Korban yang terdiri dari suami, istri, anak dan ipar korban ditemukan sudah menjadi mayat pada Kamis (10/11/2022). Kematian satu keluarga ini masih timbulkan misteri dan tanda tanya besar.

Dari hasil autopsi para korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Publik makin dibuat bergidik karena dari hasil autopsi disebutkan tidak ada sisa makanan dari lambung para korban.

Penemuan satu keluarga dalam keadaan tak bernyawa ini berawal dari keluhan warga di sekitar kediamana korban. Selama beberapa hari, para tetangga mencium bau tidak sedap.

Baca Juga: Fakta-fakta Terbaru Kematian Satu Keluarga di Kalideres Jakarta

Awalnya tetangga bahwa bau tersebut berasal dari mayat tikus mati. Namun petugas kebersihan tak menemukan tikus mati.

Bau tidak sedap makin tercium warga jika ada hembusan angin yang cukup kencang. Pada akhirnya warga dan RT setempat mendatangi TKP atau rumah korban karena menganggap sumber bau dari dalam rumah.

Setelah memeriksa sumber bau, alangkah terkejutnya warga melihat di dalam rumah terdapat empat tubuh yang sudah tak bernyawa.

"Begitu buka pintu, di ruang tengah ada dua, wanita. Satu diruang tamu jenis kelamin pria, belakang lagi, pria ya," kata Asiung ketua RT setempat mengutip dari Suara.com

Keempat jenazah keluarga ini terdiri dari Rudianto (suami), Margaret (istr), Dian (anak) dan Budianto (ipar). Berdasarkan hasil pemeriksaan, keempat jenazah ini sudah tidak menerima nutrisi sejak 3 minggu lalu.

Baca Juga: Polisi Temukan Bekas Bungkus Makanan di Rumah Satu Keluarga yang Meninggal Dunia

Diduga Mati Kelaparan

Pada 11 November 2022, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce mengatakan bahwa empat korban yang ditemukan tak bernyawa di Citra Garden Satu Extension, Jakarta Barat diakibatkan tidak mendapat makanan.

“Jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil,” kata Pasma mengutip dari SuaraJakarta.id

Ditambahkan oleh Pasma, bahwa dari keempat jenazah tersebut tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Selain itu juga tidak ditemukan bercak darah.

Sementara itu, barang-barang yang ada di dalam rumah juga masih rapih.

Kombes Pasma juga menjelaskan bahwa empat jenazah itu tidak mati secara bersamaan. Salah satu jenazah disebut tewas terlebih dahulu. Hal ini dilihat dari kondisi jenazah hampir jadi tulang belulang.

"Jadi itu dari bapaknya ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda," jelasnya.

Namun fakta terbaru pada 13 November 2022, dari olah TKP oleh polisi ditemukan bungkus makanan. Temuan ini jadi bukti baru untuk mengungkap penyebab kematian empat orang tersebut.

“Kami belum bisa beri kesimpulan bahwa korban ini meninggal karena kelaparan, karena hasil penyelidikan sementara ini kami temukan bekas bekas bungkus makanan. Dari satu sisi, di rumah tidak ada persediaan makanan, tapi ada bungkus makanan,” kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi.

Dituding Anti Sosial

Penyebab satu keluarga di Kalideres yang tewas itu masih teka teki, muncul tudingan tak sedap kepada para korban.

Para korban dianggap terlalu tertutup hingga dituding anti sosial. Tudingan anti sosial disampaikan oleh Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko.

Menurut Yani, para korban yang tinggal di Citra Garden 1 Extension RT 07 RW 15 Blok AC5/7, Kalideres tersebut sangat tertutup.

“Saya dapat dari lingkungan sekitar, RT RW bahwa memang keluarga ini tertutup, tidak berinteraksi,” ujar Yani.

“Boleh dikatakan dugaannya ini dia anti sosial. Padahal interaksi sosial itu penting,” tambahnya.

Sontak saja tudingan dari Yani ini mendapat kritik pedas dari Ketua Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia DKI Jakarta, Martha Tiana Hermawan.

“Seharusnya sebagai pamong, Wali Kota Jakbar tidak tergesa-gesa menuduh orang yang meninggal dengan tuduhan negatif. Secara etika sebagai seorang pejabat itu tidak etis, orang sudah meninggal kok dituduh negatif,” ungkap Tian.

"Tuduhan keluarga yang meninggal sebagai warga anti sosial jelas tidak menjawab apa penyebab kematian satu keluarga tersebut,” sambungnya.

Muncul Tudingan Pesugihan

Tidak hanya dianggap anti sosial, para korban di Kalideres ini juga mendapat tudingan lain. Di laman media sosial Twitter, muncul tudingan liar dari para netizen.

Salah satu pengguna Twitter @kuraw* menilai bahwa satu keluarga tersebut meninggal karena kelaparan terbilang sangat janggal dan aneh.

Cuitan dari akun tersebut pun banyak dikomentari para pengguna Twitter lainnya. Ada netizen yang juga menuding soal pesugihan hingga soal kasus Burari Death.

Burari Death merupakan kasus viral di India. Pada 2018, satu keluarga melakukan bunuh diri massal. Kasus ini sempat menarik perhatian dunia.

Kembali ke kasus meninggalnya satu keluarga di Kalideres, saat polisi masuk ke TKP ditemukan mangkuk yang berisi sisa-sisa kapur barus di atas meja makan di dalam rumah.

Selain itu, polisi juga menemukan sisa bedak bayi di TKP. Selain bedak dan kabur barus, juga ditemukan struk pembelian makanan.

Load More