Galih Prasetyo
Minggu, 06 November 2022 | 20:30 WIB
Ilustrasi perkosaan. (Shutterstock)

SuaraBekaci.id - Pejabat Qatar dituduh memperkosa seorang pria gay di sebuah kamar hotel. Tudingan pemerkosaan terhadap pria gay di Qatar tengah viral beberapa hari jelang kick off Piala Dunia 2022.

Dalam laporan seperti dilansir dari Irishmirror, korban bernama Ali mengaku menjadi korban perkosaan pejabat Qatar.

Ali pindah ke Doha, Qatar pasca kematian ayahnya di Filipina. Setelah menetap di Qatar, Ali mengaku bahwa ia menggunakan aplikasi untuk bertemu dan berhubungan dengan sesama gay di Qatar.

Sekedar informasi, praktek homoseksualitas di Qatar merupakan tindakan ilegal.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Qatar Dijaga Polisi Anti Huru-hara Prancis dan Kopassus Turki

Diceritakan oleh Ali, bahwa ia kemudian mendapat undangan untuk bertemu seorang pria di sebuah hotel dengan iming-iming uang.

Namun saat tiba di kamar hotel, Ali terkejut karena ada enam orang pria menunggu. Ia mengklaim bahwa orang-orang tersebut ialah polisi dan pejabat Qatar.

Ali lewat rekannya lalu menceritakan bahwa para pria tersebut menangkapnya.

"Saya ingin melompat dari jendela tapi saya tidak bisa, itu terlalu tinggi dan saya sudah terpojok di ruangan," ucap Ali.

Ali lalu menceritakan dirinya dilempar di kasur dan diperkosa oleh orang-orang tersebut.

Baca Juga: Lionel Messi dalam Perawatan Cedera Achilles, 2 Minggu Sebelum Piala Dunia 2022 Qatar, Akan Absen?

Setelah penyerangan tersebut, Ali mengatakan salah satu petugas menyuruhnya diam dan menamparnya beberapa kali.

Selanjutnya para petugas kemudian mengambil foto percakapan Ali dengan seorang pria Turki sebagai bukti bahwa ia melalukan tindakan prostitusi dan praktek homoseksualitas.

Ali kemudian masuk penjara selama satu malam. Setelahnya ia dikirim ke pusat deportasi dan dikirim pulang ke Filipina.

Ali lebih lanjut mengatakan bahwa pemerkosanya ialah mereka yang berasal dari Departemen Keamanan dan Pencegahan Qatar.

"Mereka secara teknis bukan bagian dari polisi. Mereka adalah tim keamanan nasional," ucapnya.

Terkait tudingan ini, pihak Qatar belum memberikan klarifikasi.

Load More