SuaraBekaci.id - Tiap hari tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Bantargebang, Kota Bekasi kian menggunung. Per hari ada 7500 hingga 8000 ton sampah dari DKI Jakarta yang masuk ke TPA Bantargebang, Kota Bekasi.
Jika diibaratkan dengan tinggi Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, 7500 hingga 8000 ton sampah di TPS Bantargebang terus meninggi 2,9 meter setiap harinya.
Timbunan sampah di TPS Bantar Gebang saat ini sudah mencapai 40 meter atau setara dengan gedung 16 lantai.
Hal itu yang diungkap oleh Kepala Bidang Peran Serta Masyarakat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Agung Pujo Winarko pada Mei 2022.
Menengok sedikit ke belakang, pada 2019, artis Hollywood, Leonardo di Caprio sempat kasih sindiran soal kondisi TPA Bantargebang.
Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya @leonardodicaprio, ia unggah foto soal pemungut sampah plastik di gunungan sampah domestik di area Bantargebang.
"Ini dianggap sebagai tempat pembuangan terbesar di dunia. Januari 2019," tulis caption Leondardo di Caprio saat itu.
Persoalannya kemudian dari ribuan ton sampah yang masuk ke TPS Bantargebang, 1200 diantaranya merupakan sampah plastik yang sulit diurai. Benarkah sampah plastik sulit diurai? Apakah ada solusi untuk sampah plastik?
Mengutip dari laporan seminar Suara.com dengan Chandra Asri yang akan tema 'Ekonomi Sirkular untuk Meningkatkan Sistem Pengelolaan Sampah Nasional' terungkap bahwa bahan plastik bisa dikelola menjadi material yang sangat bernilai.
Plastik misalnya memiliki manfaat penting bagi keamaan kehidupan manusia. 45 persen bahan plastik dapat mengurangi resiko kecelakaan fatal pada penumpang.
Rompi pengaman aparat keamanan yang terbuat dari material plastik menyelamatkan lebih dari 3000 personel.
Berdasarkan data Chandra Asri dari British Plastics Federation(BPF), material plastik juga sangat berguna untuk mengurangi presentase makanan busuk dalam proses pengirimin, mayoritas di negara berkembang.
Sayangnya jika melihat perbandingan konsumsi plastik di Indonesia dengan negara lain masih sangat rendah. Dibanding Korea, Indonesia hanya konsumsi material plastik 22 kilogram perkapita. Sangat jauh dari Korsel yang mencapai 141 kilogram per kapita.
Ekonomi Sirkular Solusi Pengelolaan Sampah
Pertanyaannya kemudian apa itu Ekonomi Sirkular? Apakah bisa mengatasi permasalahan sampah ini?
Tag
Berita Terkait
-
Multi Manfaat Program Pengelolaan Sampah PHM di TPAS Manggar Jadi Sumber Energi Ramah Lingkungan
-
Viral, Video Penampakan Sampah Terbawa Arus Banjir di Bogor
-
Orang Tua Brigadir J Luapkan Rasa Kecewa ke Ferdy Sambo, Irma Hutabarat: Keluarga Kami Diperlakukan seperti Sampah!
-
Pemerintah Tekankan Komitmen Indonesia Kurangi 70 Persen Sampah Laut Hingga 2025
-
Cara Pakai-Rawat Pakaian Bahan Linen: Ramah Lingkungan dan Solusi Sampah Tekstil Dunia
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
BRI Dukung La Suntu Tastio untuk Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
BRI Luncurkan Fitur Reksa Dana di BRImo, Perluas Akses Investasi Digital Ritel
-
Kepala Kejaksaan Negeri Bekasi Diganti, Ini Daftar 43 Kajari Baru Dilantik
-
Modal Awal Rp25 Juta, Kisah Sukses Peni Ciptakan 4 Lapangan Kerja Lewat AgenBRILink
-
BRI Tebar Kasih Natal 2025, 10.500 Paket Sembako Dibagikan untuk Masyarakat