Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Selasa, 16 Agustus 2022 | 22:07 WIB
Muhammad Usman atau Kong Usman, salah satu veteran keturunan Tionghoa asal Bekasi yang tak mau menerima uang pensiun (Suara.com/Danan Arya)

SuaraBekaci.id - "Niatnya lain, niat (cuma) membela negara bangsa dan agama" begitu ucap Muhammad Usman atau kong Usman saat ditanya soal uang pensiun dengan statusnya sebagai veteran.

Kong Usman adalah satu dari sekian banyak veteran yang berjuang mengangkat senjata melawan penjajah di tanah Bekasi. Kong Usman merupakan bagian dari pasukan Hisbullah, pimpinan tokoh KH Noer Ali.

Saat menjadi pasukan Hisbullah, Kong Usman mengaku bahwa ia menjadi murid kesayangan KH Noer Ali. "Gua mah paling disayang sama Kiai (Noer Ali)," ucap pria yang mengaku berusia 100 tahun itu. 

KH Noer Ali juga yang membuat Kong Usman untuk menolak menerima uang pensiun sebagai seorang veteran. Bahkan saat Indonesia sudah terlepas dari belenggu penjajah, Kong Usman memilih untuk mengundurkan diri sebagai angkata bersenjata.

Baca Juga: Kisah Veteran Perang Kemerdekaan, Curi Buah di Kebun Warga Demi Beri Makan Prajurit

Padahal kong Usman bercerita bahwa salah satu komandannya sangat berharap bahwa dirinya terus menjadi tentara. Hal ini lantaran dirinya dianggap memiliki kemampuan untuk memimpin pasukan di medan perang.

"Kata komandan, jangan berhenti kamu harus jadi tentara untuk mendidik dan membina para pemuda yang baru masuk tentara," kata kong Usman. 

Salah satu anak kong Usman, Ahmad Dumyati membenarkan langkah yang diambil ayahnya itu. Menurut sang anak, Kong Usman menunggu cukup lama agar keinginannya untuk mundur sebagai angkatan bersenjata dikabulkan.

"Sempat menunggu keputusan cukup lama Kong Usman, pada akhirnya diijinkan (berhenti) dengan hormat," ucap Ahmad Dumyati.

Ahmad Dumyati bahkan menyebut bahwa sang ayah sempat bersuara keras, sedikit memakasa agar dirinya bisa berhenti sebagai angkatan bersenjata.

Baca Juga: Terpopuler: Kong Usman Veteran Asal Bekasi Murid KH Noer Ali, Viral Cerita Fotografer Pernikahan Tak Dibayar Klien

Dikatakan sang anak bahwa setelah penjajah pergi, Usman hanya ingin melanjutkan hidup sebagai pedagang. Profesi yang dijalani ayah kong Usman saat tiba di Indonesia.

Ayah dari kong Usman berasal dari Cina. Diceritakan Kong Usman bahwa ayahnya itu datang ke Indonesia bersama dua saudaranya.

“Usaha bapak gua, tukang bikin jam tangan tukang bikin arloji, arloji loceng dulu namanya loceng terus beker itu usaha bapak gua,” cerita Usman.

Setelah pensiun sebagai angkatan bersenjata dan ogah menerima uang pensiun sebagai veteran, Usman dikatakan anaknya melakoni profesi sebagai pegadang ayam.

“(jadi) pedagang ayam, ngirimnya ke Jatinegara, ke rumah makan besar-besar. Dia kalau belanja ayam itu bisa truk-trukan” kata Dumyati.

Sampai saat ini, Usman tegas tak mau menerima uang pensiun. Ia berkali-kali menegaskan bahwa niatnya angkat senjata melawan penjajah murni didasari niat tulis membela tanah air.

Beny Rusmawan salah satu penggiat sejarah Kota Bekasi mengungkap bahwa sikap veteran yang enggan menerima uang pensiun menjadi bukti ajaran KH Noer Ali sebagai tokoh sangat dijunjung murid-muridnya.

Meski begitu, Benny meminta pemerintah untuk lebih memperhatikan bagaimana nasib para veteran di saat ini.

Ditambahkan Benny, saat ia berkunjung ke dua veteran lain yang cukup ternama di Bekasi, kong Abdulah dan kong Matali, kondisinya sangat memprihatinkan. Meski saat ini kedua veteran itu telah meninggal dunia.

Kondisi veteran di Bekasi yang cukup miris juga diungkap Budayawan Bekasi, Maja Yusirwan. Menurut pria yang akrab disapa Aki Maja itu, kondisi veteran wajib diperhatikan pemerintah.

Diungkap Aki Maja, saat ia berkunjung ke Kantor Veteran yang berlokasi di Gedung Juang, Tambun, Bekasi, banyak mantan pejuang dengan kondisi memperihatinkan.

"Saat saya diskusi hingga siang mereka bilang belum makan, ya saya kasih uang untuk makan, cukuplah untuk 5 sampai 7 orang yang ada di ruang tersebut,"

"Sangat miris dan prihatin, seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih serius terhadap veteran, karena jasa besar beliau-beliau negeri ini merdeka," harap Aki Maja.

Kontributor : Danan Arya

Load More