Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 03 Juni 2022 | 12:21 WIB
Wali Kota Bern Alec Van Graffenried (kedua kiri) pada Senin (30/5/2022) menjabat tangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga kiri) yang terus memantau proses pencarian putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz, yang hilang di Sungai Aare, Swiss. [ANTARA/HO-KBRI Bern]

SuaraBekaci.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat ini tengah melakukan perjalanan pulang ke Indonesia setelah memantau pencarian putranya Emmeril Kahn Mumtadz di Sungai Aare, Bern, Swiss.

Ridwan Kamil sendiri diperkirakan tiba di Kota Bandung pada Sabtu(4/6/2022) besok.

Merspon rencana kepulangan Ridwan Kamil, Psikolog Universitas Islam Bandung (Unisba) Dinda Dwarawati mengimbau keluarga, kerabat bahkan publik memberikan ruang yang lebih luas kepada Ridwan Kamil beserta istri Atalia Praratya ketika mereka tiba di Indonesia.

"Dukungan dari keluarga akan makin menguatkan Pak Ridwan Kamil, Bu Atalia serta adik dari Emmeril. Keluarga terdekat dan keluarga besar harus jadi gerbang dan jadi ruang untuk validasi apa yang mereka rasakan. Support yang diberikan keluarga akhirnya menguatkan Kang Emil dan istri," kata Dinda Dwarawati, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga: Posting Foto Eril, Sandiaga: Tiada Duka Yang Lebih Dalam Untuk Ayah, Selain Kehilangan Anak

Dinda juga meminta kepada publik untuk terus memberikan dukungan moril kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri dan anaknya saat pulang ke Indonesia.

Menurut Dinda Dwarawati, Ridwan Kamil dan Atalia menjalani satu pekan yang sangat berat. Selain mereka, keluarga besar dari Ridwan Kamil juga merasakan hal yang sama. "Saya lihat hampir satu pekan ini sangat berat buat beliau berdua dan keluarga besar," katanya.

Dinda mengaku sangat mengapresiasi ketegaran yang ditunjukkan oleh Ridwan Kamil dan Atalia dalam mengikuti proses pencarian Emmeril oleh Tim SAR Swiss.

Walaupun situasi sedang tidak baik-baik saja, publik, menurutnya, perlu memahami situasi psikologis dengan memberikan dukungan positif.

Dia menuturkan terus mengalirkan empati adalah bentuk dukungan positif dan publik juga diminta memahami kondisi mental Ridwan Kamil dan keluarga dengan bersikap bijak di sosial media.

"Lalu publik juga tidak boleh 'judgemental' atau menghakimi. Tidak boleh menduga-duga tanpa dasar yang dirasakan, tidak mengaitkan hal yang tidak relevan dengan musibah ini. Seperti soal podcast yang mengaitkan musibah dengan ucapan Kang Emil. Itu tidak perlu," katanya.

Dinda menuturkan sikap memberi ruang pada Ridwan Kamil dan Atalia sudah ditunjukkan oleh keluarga besar dan pemerintah.

Keluarga berperan memberikan informasi yang jernih lewat kebijakan satu pintu dan pemerintah memberikan perpanjangan izin bagi Ridwan Kamil di luar negeri.

"Sehingga dengan cara ini Kang Emil dan keluarga di sana bisa tenang, mereka bisa mendapat informasi langsung dari Tim SAR yang masih melakukan pencarian. Dan ini membuat mereka bisa mengukur kemungkinan buruk dan baik," katanya.

Dia mengatakan musibah hilangnya Emmeril di Sungai Aare, Bern adalah peristiwa traumatik karena kejadian yang bersifat tiba-tiba dan luar biasa.

Tetapi jika ruang dan suasana positif itu dihadirkan publik dan keluarga, maka akan membuat Ridwan Kamil dan istri serta anak lebih nyaman dan lepas dari trauma.

"Selama ini kita biasanya melihat Kang Emil, Bu Atalia aktif di media sosial, sekarang dibatasi. Adiknya menutup Instagram, ini normal. Hal ini sangat berat untuk mereka, dan bukan hal yang mudah. Mereka butuh waktu," ujarnya. [Antara]

Baca Juga: Usai Salat Jumat, Masjid di Cianjur Diimbau Salat Gaib untuk Anak Ridwan Kamil

Load More