Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Rabu, 13 April 2022 | 07:37 WIB
Ipda Imam Gus Husein, perwira Brimob meninggal dunia usai jaga aksi 11 April di Kendari. (tangkapan layar/twitter)

SuaraBekaci.id - Aksi Demo 11 April 2022 yang dilaksanakan mahasiswa secara serentak di sejumlah daerah, nampaknya masih menjadi sorotan, apalagi adanya kasus pengeroyokan Ade Armando dan meninggalnya anggota kepolisian saat bertugas jadi sorotan publik.

Saat ini Ade Armando sedang menjalani perawatan di rumah sakit, akibat aksi pengeroyokan massa demo pada 11 April. Kini pegiat media sosial tersebut dikabarkan menderita pendarahan otak.

Disamping itu, ada juga kabar yang tidak mengenakkan usai aksi demo mahasiswa tersebut, yakni Ipda Imam Agus Husein meninggal dunia saat mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa di gedung DPRD Sulawesi Tenggara.

Penyebab kematian Ipda Imam Agus bukan bentrokan saat demo tetapi diduga karena hantaman pintu mobil taktis Barracuda.

Baca Juga: Kemarin, Mahasiswa Universitas Brawijaya Ditemukan Tewas di Pasuruan hingga Aksi Demo Menolak Penundaan Pemilu 2024

Menyadur dari Terkini -jaringan Suara.com, pihak Polda membeberkan kronologi kejadian yang menimpa Ipda Imam Agus.

Kombes Pol Ferry Walintuka selaku Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sultra mengatakan bahwa Ipda Imam Agus baru selesai membubarkan massa pada pukul 15.40 WITA.

Ia bertugas sebagai Panit Escape bersama Satuan Anti Anarkis mengurus unjuk rasa mahasiswa.

Setelahnya, Ipda Imam Agus mengendarai mobil taktis multifungsi lapis baja menuju ke poskotis. Ketika sampai, Ipda Imam Agus membuka pintu kiri saat akan turun.

Namun, mobil taktis belum sepenuhnya berhenti sehingga pintu yang dibuka tersebut malah menghantam bak truk yang sedang parkir.

Baca Juga: Alasan Marshel Rogoh Kocek Rp 1,4 Juta, Siapa Ade Armando yang Digebuki dan Ditelanjangi di Gedung DPR?

Sialnya, pintu kiri mobil taktis tersebut malah berbalik dan menghantam dada kiri Ipda Imam.

Kombes Pol Ferry mengatakan bahwa setelah kejadian Ipda Imam Agus langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kendari sekitar pukul 15.45 WITA.

“Saat dibawa ke rumah sakit dalam keadaan sadar tetapi ada keluhan nyeri dan sesak di dada,” kata Kombes Pol Ferry.

“Dokter segera melakukan pemeriksaan. Sekitar 15.50 WITA Ipda Imam Agus mulai gelisah, kesadaran menurun, kadar oksigen dalam darah turun, tanda vital tidak teraba. Dokter segera memasang intubasi, oksigen, dan rawat obesrvasi ICU,” terang Kombes Pol Ferry lebih lanjut.

Naas, Ipda Imam Agus tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia oleh dokter pada pukul 17.30 WITA.

Meski demikian, Kombes Pol Ferry menyampaikan bahwa masih perlu penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kematian Ipda Imam Agus. Penyebab berupa hantaman pintu taktis masih merupakaan dugaan saja hingga saat ini.

Load More