SuaraBekaci.id - Naiknya harga Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter membuat banyak konsumen beralih ke Pertalite. Akibatnya, konsumsi Pertalite meningkat drastis sehingga sulit untuk didapat,
Kondisi ini sangat berpengaruh pada para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat misalnya, para pelaku UKM teraksa membeli Pertamax karena sulit mendapatkan Pertalite.
"Minyak goreng sekarang mahal. Pertalite memang gak naik, cuma sulit didapat. Di pom bensin antrian itu ternyata untuk beli Pertamax, karena pertalite kosong," ujar pelaku usaha warga Kabupaten Majalengka, Selly, Minggu (3/4/2022).
Selly yang biasa menjajakan produk kuliner rumahan, yang ia dagangkan menggunakan pemasaran akun sosmed, lalu, ia sendiri yang mengirimkan barang dagangannya, merasakan betul jualannya keteteran dengan kebutuhan dapur.
"Sebelum minyak goreng langka, dan BBM masih mudah didapat, kebutuhan dapur masih terpenuhi, cukup lah," katanya.
Namun sekarang kata dia, antara modal dan keuntungan bingung dihitung, malah tekor, karena harus melebihkan anggaran untuk beli Pertamax yang mahal dan minyak goreng yang mahal.
Pelaku usaha lainnya, yang jualan seblak dan kue, Maya (32) mengatakan hal yang sama. Menurutnya, biasanya ada banyak driver ojek online atau ojol yang datang ke kiosnya, kini mulai berkurang. Kemungkinan para driver ojol juga kena dampak situasi ini.
"Sekarang penjualan menurun. Cost anggaran operasional kini bertambah untuk beli Pertamax. Penjemput makanan atau ojeg makanan juga berkurang, sudah saya rasakan sejak satu minggu lalu," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang driver ojek online, yang sesekali mengantarkan makanan yang dipesan oleh konsumen, Agung (26) menambahkan, bahwa kondisi sekarang ini, dirasakan sangat memberatkannya.
Baca Juga: Warga Mampu Diminta Jangan Pakai Pertalite, Pertamina: Pakai Pertamax
Situasi yang dirasakan yakni, ongkos kirim yang diturunkan dari pihak pusat, sementara pengeluaran dirinya terus bertambah.
"Sudah dua pekan bahan BBM jenis Pertalite sulit didapatkan di wilayah Majalengka. Saya terpaksa harus membeli BBM jenis Pertamax, daripada mogok motor," jelasnya.
Tag
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi HP Murah Baterai 6000 mAh untuk Ojek Online dan Kerja Lapangan, Bye Lowbatt
-
Makan Bergizi Gratis Jadi Andalan Tekan Stunting di Tamansari Bogor
-
5 Kali Sufmi Dasco Pasang Badan Bela Rakyat Kecil di Tahun 2025
-
Aturan Baru, 35 Persen MinyaKita Didistribusikan dari BUMN
-
PLN Resmikan SPKLU Center ke-6 di Jawa Barat, Siap Hadapi Lonjakan Pengguna EV Saat Nataru
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
RUPSLB BRI 2025 Perkuat Tata Kelola dan Fondasi Pertumbuhan
-
BRI Tebar Dividen Interim 2025 untuk Saham, Kinerja UMKM Jadi Penopang
-
Ini Tanda Galon Air Minum yang Harus Ditolak Sekarang Juga
-
BRI Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Bantuan Bencana Sumatra, Salurkan Donasi Dukung Mobilitas
-
BRI Pastikan Ketersediaan Kas dan Digital Banking Saat Nataru, Dukung Liburan Nasabah Makin Nyaman