Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Kamis, 10 Maret 2022 | 17:02 WIB
Rafka Adi Putra, bocah 11 tahun dari Babelan, Bekasi yang mengalami obesitas, punya bobot hampir 150 kilogram (Suara.com/Rendy Rutama Putra)

SuaraBekaci.id - Bocah berusia 11 tahun di Babelan, Kabupaten Bekasi bernama Rafka Adi Putra sampai saat ini belum mendapatkan penanganan khusus dari kondisi obesitas yang ia alami

Ayah Rafka Adi Putra, Samin (49) mengatakan bahwa ia belum mendapat rujukan rumah sakit untuk penanganan kondisi anaknya tersebut.

"Cuma tadi baru dateng orang puskesmas kesini, terus mereka bilang kalo ini obesitas, kelas berat," ucapnya kepada Suara.com, Kamis (10/3/2022).

Rencananya pihak Puskesmas menurut Samin akan membawa anaknya ke RSUD Kabupaten Bekasi Cibitung pada esok hari, Jumat (11/3).

Baca Juga: Dievakuasi Petugas Damkar, Warga Bogor Punya Berat Badan 180 Kilogram Bernama Singgih Usia 42 Tahun

Berat badan Rafka sendiri menurut Samin sudah mencapai 100 kilogram lebih. Bobot tubuhnya yang tidak normal untuk anak seusianya itu membuat Rafka juga mengidap penyakit lain.

"Pihak puskesmas juga bilang karena dia tensi nya asam uratnya juga terlalu tinggi hampir 100 lebih lah," tutur Samin.

Selain itu, karena obesitas tersebut, Rafka kesulitan untuk buang air kecil.

"Dia tuh buang air besarnya mah normal mas, tapi pipisnya aja susah, karena itunya kecil kan masuk kedalem mas, jadi susah pipisnya," ucap Samin.

Dengan kondisi berat badan yang sangat besar itu, Rafka pun menurut sang ayah kerap kegerahan dan membuatnya harus mandi sampai 7 kali.

Baca Juga: Heboh, Warga Bogor Punya Berat Badan 180 Kilogram, Mau Berobat Langsung Dievakuasi Petugas Damkar

"Dia mah mandi sering mas, bisa 7 kali mandinya semaleman karena gerah terus. Udah gitu mandinya pake air dingin, jadinya galon kita taro kulkas," ucap Samin.

Soal perkembangan berat tubuhnya yang semakin membesar, Samin mengatakan bahwa anaknya itu dalam sehari bisa makan 4 kali. Ia sudah sempat melarang, namun anaknya itu suka makan diam-diam.

"Makan dia sehari empat kali, kalo dilarang ya dua kali sehari, tapi dia kan sering nyopet makanan (ambil makan diam-diam) juga, jadinya ya gak nentu deh," kata Samin.

Samin juga menceritakan bahwa anaknya itu sempat divonis gizi buruk oleh puskesmas setempat di usia kurang dari 3 tahun.

"Sebelumnya di usia 2 tahun juga sempet dia mah kecil banget bang, orang dulu dikiranya gizi buruk, makanya dikasih bantuan sama puskesmas kayak susu, vitamin, sama madu. Eh setelah itu pas 2 tahun langsung berat naik pesat," ucap Samin.

Sebelum kondisi saat ini, Rafka juga sempat bersekolah di MI Darul Mukminin Babelan sampai kelas 3 SD, dan kemudian memutuskan untuk putus sekolah karena kondisi yang diderita.

"Iyaa mas dia sekolah dulu sampe kelas 3, namun berenti waktu mau naik kelas 4. Alasannya sih karena dia gasuka aja sering diledekin sama temen temen sekolahnya, kata Anah (42), wali kelas Rafka.

Kontributor : Rendy Rutama Putra

Load More