SuaraBekaci.id - Bocah berusia 11 tahun di Babelan, Kabupaten Bekasi bernama Rafka Adi Putra sampai saat ini belum mendapatkan penanganan khusus dari kondisi obesitas yang ia alami
Ayah Rafka Adi Putra, Samin (49) mengatakan bahwa ia belum mendapat rujukan rumah sakit untuk penanganan kondisi anaknya tersebut.
"Cuma tadi baru dateng orang puskesmas kesini, terus mereka bilang kalo ini obesitas, kelas berat," ucapnya kepada Suara.com, Kamis (10/3/2022).
Rencananya pihak Puskesmas menurut Samin akan membawa anaknya ke RSUD Kabupaten Bekasi Cibitung pada esok hari, Jumat (11/3).
Berat badan Rafka sendiri menurut Samin sudah mencapai 100 kilogram lebih. Bobot tubuhnya yang tidak normal untuk anak seusianya itu membuat Rafka juga mengidap penyakit lain.
"Pihak puskesmas juga bilang karena dia tensi nya asam uratnya juga terlalu tinggi hampir 100 lebih lah," tutur Samin.
Selain itu, karena obesitas tersebut, Rafka kesulitan untuk buang air kecil.
"Dia tuh buang air besarnya mah normal mas, tapi pipisnya aja susah, karena itunya kecil kan masuk kedalem mas, jadi susah pipisnya," ucap Samin.
Dengan kondisi berat badan yang sangat besar itu, Rafka pun menurut sang ayah kerap kegerahan dan membuatnya harus mandi sampai 7 kali.
Baca Juga: Dievakuasi Petugas Damkar, Warga Bogor Punya Berat Badan 180 Kilogram Bernama Singgih Usia 42 Tahun
"Dia mah mandi sering mas, bisa 7 kali mandinya semaleman karena gerah terus. Udah gitu mandinya pake air dingin, jadinya galon kita taro kulkas," ucap Samin.
Soal perkembangan berat tubuhnya yang semakin membesar, Samin mengatakan bahwa anaknya itu dalam sehari bisa makan 4 kali. Ia sudah sempat melarang, namun anaknya itu suka makan diam-diam.
"Makan dia sehari empat kali, kalo dilarang ya dua kali sehari, tapi dia kan sering nyopet makanan (ambil makan diam-diam) juga, jadinya ya gak nentu deh," kata Samin.
Samin juga menceritakan bahwa anaknya itu sempat divonis gizi buruk oleh puskesmas setempat di usia kurang dari 3 tahun.
"Sebelumnya di usia 2 tahun juga sempet dia mah kecil banget bang, orang dulu dikiranya gizi buruk, makanya dikasih bantuan sama puskesmas kayak susu, vitamin, sama madu. Eh setelah itu pas 2 tahun langsung berat naik pesat," ucap Samin.
Sebelum kondisi saat ini, Rafka juga sempat bersekolah di MI Darul Mukminin Babelan sampai kelas 3 SD, dan kemudian memutuskan untuk putus sekolah karena kondisi yang diderita.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Bekasi Gelar Pesona Nusantara dan Galang Dana untuk Korban Bencana Sumatera
-
Transformasi BRI: 130 Tahun Berjalan, Terus Membangun Inklusi Keuangan Berkelanjutan
-
Angkutan Motor Gratis Jelang Nataru KAI, Cek Rute dan Syaratnya di Sini!
-
BRI Perkuat Tanggap Bencana Banjir Sumatra Lewat BRI Peduli
-
Terbongkar! Ini Alasan Parkir di Polda Metro Jaya Wajib Bayar