SuaraBekaci.id - Kementrian Agama (Kemenag) RI angkat bicara terkait viralnya daftar penceramah yang dianggap radikal. Dari daftar uztaz tersebut terdapat sejumlah nama seperti Felix Siauw hingga Ustaz Abdul Somad (UAS).
Menurut pihak Kemenag RI, mereka tidak pernah mengeluarkan daftar nama-nama penceramah radikal.
"Kami belum pernah mengeluarkan daftar nama-nama penceramah radikal," ujar Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin, mengutip dari Suara.com, Senin (7/3).
Felix Siauw sendiri sempat membagikan daftar penceramah radikal itu di akun Instagram miliknya.
Dalam pesan berantai tersebut terpantau sebuah narasi tulisan dengan judul "Daftar penceramahan terindikasi intoleran dan radikal. Hindari untuk mendengarkan apalagi mengundang".
"Beredar viral 180an nama penceramah radikal dan disarankan nggak boleh diundang dan didengar," tulis Felix Siauw.
"Tahun 2017, saya jadi tokoh radikal nomor 2 setelah HaErEs (Habib RizieqSyihab), sekarang jadi nomor 2 lagi. Kapan aku bisa jadi nomor satu ya," sambungnya.
10 penceramah yang dianggap radikal itu antara lain, Felix Siauw, Abdul Somad, M. Ismail Yusanto, Hafidz Abdurrahman, Fatih Karim, Yasin Munthahhar, Fahmi Amhar, Farid Wajdi, Jamil Az Zaini, dan Irfan Abu Naveed.
Sementara itu, Sekertaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) Dr M Najih Arromadloni mengatakan agar elemen bangsa untuk mewaspadai penceramah menyusupkan paham radikalisme atau penceramah radikal.
Baca Juga: Soal Penceramah Radikal, Gus Najih: Kelompok Mereka Berusaha Mengelabui TNI-Polri
Gus Najih, panggilan karibnya mengatakan paham radikalisme terbukti telah menyusup di lingkungan kampus, institusi pemerintah (TNI, Polri hingga Aparatur Sipil Negara/ASN), rumah ibadah, ormas, bahkan lembaga pendidikan.
"Lembaga negara itu memang menjadi salah satu sasaran utama infiltrasi menggunakan pola pergerakan yang dikenal dengan istilah Tholabun-Nusroh," ujar Gus Najih dalam keterangan tertulis.
Istilah Tholabun-Nusroh sendiri kerap digunakan oleh kelompok Hizbut Tahrir dengan cara mengelabui pihak-pihak yang dianggap memiliki kekuatan dan dapat memberikan perlindungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
RUPSLB BRI 2025 Perkuat Tata Kelola dan Fondasi Pertumbuhan
-
BRI Tebar Dividen Interim 2025 untuk Saham, Kinerja UMKM Jadi Penopang
-
Ini Tanda Galon Air Minum yang Harus Ditolak Sekarang Juga
-
BRI Tegaskan Komitmen Sosial Lewat Bantuan Bencana Sumatra, Salurkan Donasi Dukung Mobilitas
-
BRI Pastikan Ketersediaan Kas dan Digital Banking Saat Nataru, Dukung Liburan Nasabah Makin Nyaman