
SuaraBekaci.id - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dalam surat terbuka yang dirilis oleh kmedia.noblogs.org disebut menolak mendampingi pelempar bom molotov ke Pos Polantas di Kolong Tol Jatiwarna, Kota Bekasi, Jon Sondang Pakpahan.
Pada Rabu (16/2/2022), polisi menangkap Jon Sondang Pakpahan yang diduga melempar bom molotov. Saat ditangkap, polisi juga menemukan sejumlah selebaran dari Jon. Isi dari seleberan tersebut antara lain tentang penolakan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian kepada warga di Wadas serta stop aksi merusak alam.
Kemudian pada Kamis (17/2/2022), tersebar surat terbuka yang menyebutkan pihak Jon Sondang kesulitan untuk mendapatkan akses advokasi terutama dari YLBHI.
"Namun, sejak kami mendapat kabar tertangkapnya Jon hingga saat ini, kami kesulitan mendapatkan akses advokasi terutama dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Hal itu dikatakan karena Jon bukan dari organisasi mana pun. Meski saat ini Jon sudah didampingi oleh kakaknya sendiri, tapi tak seharusnya YLBHI menolak mendampingi Jon atas dasar dia bukan anggota dari kolektif atau organisasi mana pun mengingat itu haknya sebagai individu untuk mendapat bantuan hukum,"
Baca Juga: Penangkapan dan Dugaan Kekerasan Terhadap Warga Desa Wadas, Ini Kata IPW
Terkait hal tersebut, Ketua YLBHI Bidang Advokasi dan Jaringan, Zainal Arifin membantah hal tersebut. Zainal mengatakan bahwa pihak YLBHI bersama 17 kantor jaringan LBH di Indonesia siap memberikan pendampingan hukum kepada Jon Sondang Pakpahan.
"Sebenarnya sejak ada rilis itu, dari media sosial, ada rilis yang mengatakan bahwa YLBHI menolak penampingan. Kami sebenarnya langsung koordinasi juga dengan kawan-kawan dari LBH Jakarta. Karena kan sebenarnya untuk proses pendampingan untuk kasus itu kan memang banyak di LBH kantor bukan di YLBHI nya," kata Zainal Arifin kepada Suara.com, Minggu (20/2).
"Memang kemudian, ada kawan dari LBH Jakarta, salah satu staf waktu itu yang mendapatkan chat WA terkait permintaan pendampingan namun kemudian memang diarahkan untuk konsultasi," ungkap Zainal.
Menurut Zainal Arifin, diarahkan untuk konsultasi terlebih dahulu karena setiap kantor (YLBHI) memiliki mekanisme untuk sistem penanganan kasus. Hal ini agar tiap laporan kasus hukum yang ditangani YLBHI bisa tercatat, teregister dan terpantau.
Namun hal itu tidak dilakukan oleh kawan-kawan dari Jon Sondang Pakpahan.
Baca Juga: Warga Desa Wadas Heran PLN Matikan Listrik dengan Alasan Pohon Tumbang
"Dalam arti si pengadu tidak melakukan hal itu. Si pengadu juga tidak menyebutkan nama, kita juga tidak tahu mengapa tidak menyebutkan nama mungkin karena untuk keamanan si pengadu,"
Berita Terkait
-
Tertipu Janji Gaji Rp15 Juta: Kisah Pemuda Bekasi Jadi Marketing Judi Online di Kamboja
-
Mimpi Jadi Editor, Nyata Jadi Budak Judol: Kisah Pilu Warga Bekasi di Kamboja
-
Polisi Gerebek Rumah Mahasiswa di Bekasi, Temukan Ladang Ganja Mini
-
Curhatan KPK Ngeluh Kesulitan Usut Kasus WC Sultan di Bekasi: Tersangka Meninggal hingga Toilet Raib
-
Jeritan Nelayan Bekasi: Akses Melaut Diblokade Pagar Laut, Pembongkaran saat Itu Hanya Seremonial
Terpopuler
- Alumni UGM Speak Up, Mudah Bagi Kampus Buktikan Keaslian Ijazah Jokowi: Ada Surat Khusus
- 7 Produk Skincare Pemutih Wajah Recommended Bersertifikat BPOM
- HP Murah Itel A90 Lolos Sertifikasi di Indonesia: Usung RAM 12 GB, Desain Mirip iPhone
- 3 Klub Diprediksi Jadi Labuhan Baru Stefano Cugurra di BRI Liga 1 Musim Depan
- Akal Bulus Demi Raih Piala Asia U-17 2025: Arab Saudi Main dengan '12 Pemain'?
Pilihan
-
Cerita Pria 57 Tahun di Mataram Akhirnya Dapat SK PPPK Tapi Setahun Lagi Pensiun
-
Rafael Struick Ditendang vs Adelaide United, Brisbane Roar Kini Diamuk Netizen Indonesia
-
Tak Hanya Barang Bajakan dan QRIS, AS Juga Protes Soal UU Produk Halal RI
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Lancar Main FF, Terbaik April 2025
-
Polres Sukoharjo Ungkap Kasus Peredaran Narkoba, Dua Residivis Kembali Diamankan
Terkini
-
Terjebak Kobaran Api! Ibu dan Anak di Jatiasih Tewas, Saksi Dengar Suara Ini
-
Dari CS ke Pahlawan UMKM, Kisah Inspiratif Mantri BRI Berdayakan Pengrajin Gerabah di Lombok
-
BRI Berdayakan 14,4 Juta Pengusaha Wanita, Bukti Komitmen Hadirkan Kesetaraan Gender
-
Masih Misteri! Bau di Bekasi Bukan Berasal dari Kebocoran Gas
-
Ada Apa di Bekasi? Bau Aneh Bikin Geger, Tri Adhianto Buka Suara