SuaraBekaci.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil turut menanggapi soal atribut yang digunakan tersangka ujaran kebencian Edy Mulyadi,
Edy Mulyadi diketahui menggunakan ikat kepala suku sunda saat memberikan pernyataan Kalimantan 'tempat jin buang anak'.
Mantan Wali Kota Bandung itu memberikan pesan kepada generasi muda agar tidak meniru sikap Edy Mulyadi yang memakai ikat Sunda dan menghina daerah lain di Indonesia.
"Kepala/hulu/mastaka adalah simbol kemuliaan. Tempat bersemayam sumber pikiran manusia. Karenanya hadir konsep penutup kepala, yang dari berbagai budaya diartikan sebagai lambang pemuliaan dan kehormatan," ujar Emil dalam akun Instagramnya @ridwankamil, mengutip dari Warta Ekonomi -jaringan Suara.com, Senin (7/2/2022).
Baca Juga: Ridwan Kamil Sebut 80 Persen Kasus Covid-19 di Jabar ada di Bogor, Bekasi, Depok dan Bandung
"Demikian pula dengan iket Sunda atau totopong atau penutup kepala tradisional dari kain adalah simbol keluhuran budi dan budaya si pemakainya," sambungnya.
Kata dia, terdapat lebih dari 12 jenis ikatan kain dalam tradisi iket Sunda yang mencerminkan keluhuran maksud dan pesan dari si pemakainya.
Karenanya, kata dia, jangan pernah memakai simbol keluhuran budaya ini ketika melakukan gestur, ucapan atau tindakan yang merendahkan peradaban.
Dan itulah yang terjadi, ketika saudara Edy Mulyadi, yang selalu memakai Iket Sunda ini, saat kontroversi terjadi.
"Dan ini tentunya akan merendahkan keluhuran simbol budaya Sunda ini. Tidak heran jika Majelis Adat Sunda tambah marah. Wahai generasi muda, pesan dari saya: jangan pernah ditiru dan dicontoh," ujarnya.
Berita Terkait
-
Usai Candaan Tentang Janda, Jejak Digital Ridwan Kamil Hina Mantan Presiden Bikin Geger: 11 12 Sama Fufufafa!
-
Beda Kado Istri Haji Isam untuk Ultah Ameena dan Azura, Selera Crazy Rich Kalimantan Gak Pernah Gagal!
-
Terdaftar di TPS 08, Prabowo Tak Akan Nyoblos Pasangan Ridwan Kamil-Suswono
-
PDIP Protes Stiker 'Mau Dipimpin Siapa', Pengamat Duga Tokoh di Belakang RK-Suswono Lebih Dahsyat
-
Ujaran Kebencian Selama Pilkada Serentak Lebih Banyak Dibandingkan Saat Pilpres, Ada Faktor Kesengajaan?
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Thom Haye hingga Ragnar Oratmangoen Punya KTP DKI Jakarta, Nyoblos di TPS Mana?
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Mulai Merosot
-
Ada Marselino Ferdinan! FIFA Rilis Wonderkid Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Desas-desus Shell Mau Hengkang dari RI Masih Rancu, SPBU Masih Beroperasi
-
Media Asing Soroti 9 Pemain Grade A Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Siapa Saja?
Terkini
-
BRI Terdepan dalam Pembiayaan Berkelanjutan, Sunarso Dinobatkan sebagai The Best CEO
-
Apakah Infinix Smart 8 Cocok untuk Game? Temukan Jawabannya di Sini!
-
Calon Wakil Wali Kota Bekasi Nurul Sumarheni Janjikan Angkat Kualitas Hidup Perempuan
-
Debat Pilkada Kota Bekasi: Tri Adhianto Kirim Ucapan Spesial untuk Sosok Ini
-
Debat Pilkada Kota Bekasi: Heri-Sholihin Tutup Paparan Visi Misi dengan Cara Tak Biasa